TEMPO.CO, Melbourne--Salamander ternyata dapat menumbuhkan kembali seluruh anggota badannya dan juga bagian organ utama. Menurut penelitian yang dilakukan baru-baru ini, kemampuan ajaib ini bergantung pada sistem kekebalan tubuh mereka.
Studi pada hewan axolotl (Ambystoma mexicanum), salamander air mengungkapkan bahwa sel-sel kekebalan tubuh yang lazim disebut makrofag berperan sangat penting dalam tahap awal regenerasi untuk menghilangkan anggota tubuh. Memusnahkan sel-sel ini secara permanen akan mencegah regenerasi dan menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Temuan menarik ini mengisyaratkan kemungkinan strategi untuk perbaikan jaringan pada manusia.
"Kami melihat salamander sebagai template sebagai proses regenerasi," kata pemimpin penulis studi James Godwin dari Australian Regenerative Medicine Institute (ARMI) di Monash University, Melbourne. Menurutnya apa yang dilakukan salamander dan bagaimana prosesnya bisa menjadi terapi untuk manusia.
Pada mamalia, sel-sel makrofag memainkan peran penting dalam respon sistem kekebalan tubuh terhadap cedera. Sel-sel ini akan menuju bagian yang luka dalam waktu dua sampai empat hari. Di wilayah itu, sel makrofag akan menelan dan mencerna patogen atau partikel menular lainnya. Dan kemudian menghasilkan sinyal inflamasi dan anti inflamasi untuk penyembuhan.
Godwin dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa sel makrofag sangat penting untuk salamander menunmbuhkan kaki baru. Para peneliti mempelajari proses biokimia yang terjadi pada hewan air ini di lokasi amputasi ekstremitas itu. Tim juga meneliti bahwa sel makrofag ini apakah sangat penting untuk menumbuhkan kembali anggota badan lainnya.
Sinyal peradangan terdeteksi di lokasi luka dalam waktu sehari setelah amputasi. Tanpa diduga, sinyal anti inflamasi yang biasanya pada mamalia digunakan untuk memulihkan cedera, juga ada pada proses penyembuhan salamander. Para peneliti kemudian mendeteksi sel makrofag pada luka dan jumlahnya akan memuncak sekitar 4 hingga 6 hari setelah cedera.
Untuk menyelidiki peran sel makrofag pada regenerasi tungkai salamander, para peneliti menyuntikkan zat kimia yang dapat merusak atau menghabiskan sel-sel ini. Jumlah makrofag dipastikan separuh atau sepenuhnya habis.
Salamander yang sama sekali tak memiliki sel makrofag ternyata gagal menghasilkan anggota badan baru. Bahkan menunjukkan penumpukan bekas luka jaringan. Sementara salamander yang hanya dihilangkan separuh sel-sel makrofagnya, ternyata masih bisa meregenerasi tungkainya. Hanya saja lebih lambat dari biasanya. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan makrofag sangat penting untuk penyembuhan luka salamander yang luar biasa itu.
Mempelajari kemampuan regeneratif salamander bisa memberi wawasan mengobati sumsusm tulang belakang dan cedera otak pada manusia. Selain itu, pengetahuan ini akan mengarah pada pengobatan baru untuk penyakit jantung dan hati atau pemulihan pasca operasi dengan mencegah jaringan parut berbahaya. Temuan rinci ini telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Hangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Perlu baca:
EDSUS Jala Cinta dan Uang Fathanah
Pakar: E-KTP Rawan Diretas
Kebun Raya Bogor Ulang Tahun ke-196
Remaja AS Pilih Umbar Cerita di Twitter