Pasangan Lansia Ini Minta Disuntik Mati Bersama  
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Sabtu, 27 September 2014 11:12 WIB
Alat Suntik/Jarum Suntik. TEMPO/Suryo Wibowo.
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Brussels - Sepasang suami-istri lanjut usia di Brussels, Belgia, mengumumkan rencana mereka untuk mati bersama dengan cara disuntik atau eutanasia. Mereka ingin menjadi pasangan pertama yang disuntik mati karena takut kesepian jika salah satu dari mereka meninggal lebih dulu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pasangan ini bernama Francis, 89 tahun, dan Anne, 86 tahun. Francis dan Anne mengklaim telah mendapatkan restu dari tiga anak mereka. Anak mereka rela kedua orang tuanya mati dengan alasan tak sanggup merawat jika salah satu dari mereka menjadi janda atau duda. (Baca juga: Hakim MK Minta Permohonan Suntik Mati Dicabut)

Ketiga anak Francis dan Anne kini sedang mencari seorang ahli yang bersedia melakukan praktek suntik mati. “Alasannya, penderitaan mental sepasang suami-istri biasanya tak tertahankan, sehingga dibenarkan secara hukum untuk disuntik mati,” demikian kabar yang dilansir dari Daily Mail, Jumat 26 September 2014. 

Walaupun tidak sakit parah, Francis tengah menjalani pengobatan untuk kanker prostat sejak 20 tahun lalu. Pria tersebut setiap hari harus menghabiskan morfin untuk meredam rasa sakitnya. Adapun mata Anne mengalami kebutaan sebagian dan hampir tuli. (Baca juga: Belanda Praktekkan Suntik Mati Manusia Pertama)

Dengan keterbatasan fisik, mereka selalu pergi berbelanja bersama karena takut salah satu dari mereka tak akan kembali ke rumah. Mereka juga ogah ke panti jompo karena khawatir biayanya akan lebih besar dari uang pensiun yang diterima. Francis dan Anne bahkan sudah berencana untuk melakukan bunuh diri pada 3 Februari tahun depan, tepat pada ulang tahun pernikahan ke-64. Caranya dengan membungkus kepala masing-masing menggunakan plastik setelah meminum obat hingga overdosis.

Menurut Francis, mereka memilih eutanasia karena takut untuk mencoba bunuh diri dengan cara lain, seperti loncat dari ketinggian atau gantung diri. Sebab, cara-cara itu butuh keberanian. Berbeda dengan suntik mati yang hanya membutuhkan seorang dokter pemberani.

Anak mereka, John Paul, 55 tahun, sempat meminta salah seorang dokter untuk melakukan eutanasia, tapi dokter tersebut menolaknya. Usaha John Paul akhirnya membuahkan hasil. Dia menemukan seorang dokter dari sebuah rumah sakit di daerah Flanders, Belanda, yang bersedia melakukan suntik mati.

Eutanasia bukan kali ini saja dilakukan di Belgia. Data menunjukkan, dalam sehari, rata-rata lima orang meninggal dengan suntikan mati. Pada tahun 2012, misalnya, kembar tuli Marc dan Eddy Verbessem, 45 tahun, diizinkan untuk disuntik mati setelah diketahui akan menjadi buta. 

FAIZ NASHRILLAH 

Berita TerpopulerBendera PKS Dibakar, Jumhur: Massa Marah   RUU Pilkada, Kubu Jokowi di Ambang Kekalahan   Kisruh RUU Pilkada, Bendera PKS Dibakar

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi