Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masakan Rumahan di Galeri Seni Kolonial

image-gnews
Galeri kunstkring.Wikipedia.com
Galeri kunstkring.Wikipedia.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seperti namanya, restoran Kunstkring—yang dalam bahasa Belanda artinya “lingkaran seni”—penuh dengan karya seni. Ada lukisan The Fall of Java karya J.W. Pieneman, yang menggambarkan penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan berukuran 4 x 9 meter itu terletak di ruang utama restoran rancangan P.A.J. Mooijen, arsitek Belanda pada awal abad ke-20, tersebut untuk menyambut tamu yang baru datang.

Lebih dari seabad silam gedung yang berdiri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, ini adalah ruang pameran seni dan tempat berkumpulnya para seniman Belanda. Setelah Indonesia merdeka, gedung Kunstkring Paleis dialihfungsikan menjadi kantor imigrasi sampai 1993. Pada 2008, bangunan lawas ini sempat jadi bar, tapi tutup setahun kemudian.

Tahun lalu pengelolaannya diambil alih oleh Tugu Group, yang juga menangani sejumlah restoran kelas atas, seperti Lara Djonggrang dan Dapur Babah Elite. Manajemen Tugu mengembalikan gedung ini ke khitahnya, galeri seni, tapi ditambah fungsi baru sebagai restoran.vPemerintah DKI Jakarta, pemilik gedung ini, mensyaratkan agar keaslian arsitektur gedung dipertahankan.

 “Bangunan dan interior yang nyeni adalah keunggulan yang ingin ditonjolkan restoran Kunstkring. Kuliner hanya pintu masuk bagi tamu untuk mengenal sejarah Indonesia,” kata Roasniany T. Chandra—juru bicara Kunstkring—yang akrab disapa Sian.(Baca juga:Bekas Buddha Bar Diminta Dijadikan Galeri )

Kunstkring terdiri atas dua lantai dengan sejumlah area, seperti area Pangeran Diponegoro, Sukarno, Raden Saleh, Multatuli, Colonial Rijsttafel, dan World of Suzie Wong. Area Pangeran Diponegoro adalah nama ruang utama untuk makan besar. Di situ ada sebuah meja yang dikelilingi sepuluh kursi. Di ruangan yang sama ada juga meja-meja kecil yang dikitari empat kursi.

Kunstkring seolah melempar kita kembali ke masa lampau. Arsitekturnya yang bergaya art deco itu meramu unsur dari budaya Belanda, Betawi, dan Cina peranakan. Pintu, langit-langit, dan lantainya masih terjaga kualitasnya.

Interiornya dihiasi ornamen lampion merah, partisi bergaya Cina, lampu temaram, dan musik klasik yang diputar kencang, bersaing dengan tawa pengunjung yang pecah di berbagai ruangan. Berbagai benda seni milik Anhar Setjadibrata, pemilik Kunstkring, yang juga kolektor barang antik, tersebar di sana-sini. Kita seperti berada di sebuah rumah orang kaya di zaman penjajahan Belanda yang penuh perabot kayu yang mewah.

Jumat malam dua pekan lalu,  kami kebagian tempat di ruang World of Suzie Wong. Nama ini terinspirasi oleh film berjudul sama yang populer pada 1960-an.

Film itu berkisah tentang cinta Suzie Wong, pelacur asal Hong Kong, dengan Robert Lomax, arsitek Inggris. Di salah satu sisi ruangan terdapat lukisan besar tokoh Suzie yang mengenakan cheongsam putih. Perabot yang ditata di ruangan ini berbau oriental. Warnanya didominasi merah dan emas—lambang keberuntungan di kalangan masyarakat Cina.

Para pelayan, yang mengenakan seragam beskap dan kebaya Betawi, sangat informatif. Mereka tak segan menemani kita berkeliling gedung sembari menyampaikan sejarah singkat bangunan tersebut. Mereka juga menjelaskan setiap menu dengan ramah.

Menu Kunstkring dibagi menjadi tiga bagian, yakni masakan Indonesia, Asia Tenggara, dan Barat. “Tapi koki yang mengolahnya semua berasal dari Indonesia,” ujar Sian. Untuk makanan pembuka, kami memesan Escargot in Champagne with Hazelnut Chartreuse Butter (Rp 89 ribu).

Olahan bekicot ala Kunstkring ini datang 15 menit setelah dipesan.
Oleh koki, daging bekicot itu diolah sampai lembut, sebelum diselimuti lelehan keju dan diberi remah-remah jamur kancing (champignon) yang renyah. Sebagai tambahannya adalah saus mentega chartreuse rasa hazelnut dan sejumput salad yang diletakkan di tengah piring bundar.

Sayangnya, daging bekicot ini terlalu lembut sehingga menimbulkan rasa tak nyaman di mulut. Bumbu bawang putih yang membalut jamur juga tidak membuat rasanya jadi lebih baik. Bahkan saus mentega yang merendam salad tak mampu berbuat banyak untuk memperbaiki rasa.

Berikutnya kami memesan Bitterballen (Rp 38 ribu) dari deretan sajian pembuka Indonesia yang dilabeli Hors d’ouvres. Tampilan menu ini centil. Tiga Bitterballen masing-masing diletakkan di cekungan sendok beling putih. "Presentasi menu pun kami usahakan terlihat nyeni," ujar Sian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahan utamanya, olahan daging sapi, sangatlah lembut. Ukurannya tak terlalu besar, sehingga nyaman dikunyah. Aroma wangi dari Bitterballen ini bersumber dari minyak truffle yang berbaur dengan daging.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

6 hari lalu

Sejumlah pengunjung mendatangi Solo Indonesia Culinary Festival 2024 yang digelar di halaman parkir sisi timur Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 11 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.


Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

7 hari lalu

Siput Popaco Kuliner Khas dari Morotai/Kisarasa
Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai


Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

10 hari lalu

Saycuan hotpot &bbq/Saycuan
Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina


Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

11 hari lalu

Panitia menggelar konferensi pers Munas Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) 2024 di Hotel Alana Solo, Jawa Tengah, Selasa, 7 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

17 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

20 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

29 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

31 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

32 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

33 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.