TEMPO.CO, Bandung -- Ratusan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah menyambut para kepala negara peserta Konferensi Asia Afrika. Mereka menunggu di pinggir jalan sambil membawa bendera Indonesia dan bendera negara peserta KAA.
"Saya bawa bendera Indonesia dan Myanmar. Kita sudah menunggu dari jam 07.00 pagi," ujar Ganjar, 13 tahun, siswa sekolah menengah pertama pada Jumat, 24 April 2015
Jalan yang dilalui para tamu negara meliputi Jalan Padjajaran, Wastukencana, menuju Gedung Merdeka. Di sepanjang jalan itu para siswa disebar untuk menyambut tamu yang akan lewat.
Tidak semua tamu negara hadir bersamaan. Ada empat negara yang menggunakan pesawat pribadi dan membawa rombongannya sendiri, seperti Myanmar dan Angola. Rombongan terakhir yang mendarat di Bandara Husein Sastranegara adalah Angola yang tiba pada pukul 08.45 WIB.
Sambutan yang dilakukan oleh para siswa ini memang didasari atas kehendak sekolah dalam memeriahkan kegiatan KAA. "Harusnya libur, tapi pihak sekolah memilih beberapa puluh siswa untuk meramaikan penyambutan kepala negara. Jadi saya dan teman-teman ya ikut meramaikan karena disuruh guru," ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, sambutan ini akan berlangsung sebanyak dua kali, yakni pada pagi dan sore saat para tamu negara meninggalkan Bandung. "Disuruhnya nanti sore begini lagi sama guru. Tapi katanya itu pun kalau jadi. Bisa saja gantian sama yang lain," ujarnya.
DWI RENJANI