Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kakek Pengemis Winnie the Pooh Tidak Sekaya Itu

Editor

Kurniawan

image-gnews
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja mengamankan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) saat razia di kawasan terminal Blok M, Jakarta, (5/7). Dari operasi jelang Ramadhan ini, 15 orang yang terdiri dari pengamen dan pengemis diamankan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja mengamankan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) saat razia di kawasan terminal Blok M, Jakarta, (5/7). Dari operasi jelang Ramadhan ini, 15 orang yang terdiri dari pengamen dan pengemis diamankan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.COMojokerto - Keluarga Suwadi, 75 tahun, kakek yang mengemis dengan berpakaian badut beruang Winnie the Pooh, membantah bahwa Suwadi kaya raya hasil mengemis. Tempo sempat berkunjung ke rumah Suwadi di Dusun Bulu, Desa Sawo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Rabu petang, 17 Juni 2015.

Rumahnya sama sekali tak tergolong mewah, seperti yang diberitakan sebelumnya di sejumlah media massa cetak dan elektronik.

Pemberitaan Suwadi heboh saat dia diamankan petugas Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo karena mengemis dengan berpakaian boneka di area publik. Suwadi diberitakan memiliki rumah mewah dan berpenghasilan Rp 500.000 setiap hari hasil mengemis. Suwadi juga dikabarkan beristri tujuh orang. Dia akhirnya diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto dan dikembalikan ke rumah asalnya.

Anggapan itu dibantah keluarga Suwadi. Istri Suwadi, Karsih, mengatakan dia memang istri ketujuh Suwadi. "Bapak itu memang sudah menikah yang ketujuh dan terakhir dengan saya. Istri-istri yang sebelumnya sudah meninggal dan ada yang cerai," ucapnya.

Karsih juga membantah bahwa penghasilan Suwadi bisa mencapai Rp 500.000 setiap hari hasil mengemis dengan berpakaian karakter kartun Winnie the Pooh tersebut. "Enggak mesti, Mas, paling sehari dapat Rp 150-300 ribu," ujarnya.

Dari hasil pernikahannya dengan Karsih, Suwadi hanya memiliki satu putra bernama Muadi. Muadi juga membantah bahwa rumah dan harta benda milik keluarga semua didapat dari hasil bapaknya mengemis. "Sebagian saya bantu, karena saya juga kerja jadi buruh pabrik di Gresik," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumah Suwadi tidak termasuk mewah tapi digolongkan cukup layak untuk rumah di kampung setempat. Seluruh rumahnya terbuat dari dinding batu bata yang disemen dan sudah berlantai keramik. Bahkan teras rumahnya terbuat dari atap dan tiang cor semen. Panjang dan lebar rumahnya diperkirakan 15 x 8 meter. "Rumah ini dulunya rumah lama," kata Karsih. Namun beberapa bagian rumah tampak sudah direnovasi, seperti dinding, teras, dan atap.

Di teras rumah tampak terparkir sepeda motor Yamaha Vixion, sementara di dalam rumah terparkir sepeda motor Yamaha Mio. Tak diketahui, apakah rumah yang cukup layak dan dua sepeda motor itu dibeli dari hasil Suwadi mengemis ataupun dibantu Muadi.

Saat Tempo akan menanyakannya, Muadi meminta pemberitaan mengenai bapaknya tak diperpanjang. Dia juga enggan diwawancarai lebih banyak lagi. Sedangkan Suwadi sama sekali tak berbicara saat Tempo dan sejumlah wartawan berbincang dengan istri dan anaknya. Suwadi pun keluar dari rumah menuju musala untuk menunaikan salat magrib. Karsih juga sempat menangis dan meminta pemberitaan tentang suaminya tak diperpanjang. "Kasihan suami saya mikir terus, dan saya susah makan sejak ada masalah ini," ucapnya.

ISHOMUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Razia PPKS di Jakarta, Dinsos DKI: Direhabilitasi dan Dipulangkan ke Daerah Asal

16 Mei 2023

Sejumlah PMKS berbaris saat akan dipulangkan ke kampung halamannya di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Ceger, Cipayung, Jakarta, 9 Juli 2015. Mereka dipulangkan ke kampung halamannya yang berada di kawasan Jawa Barat. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Razia PPKS di Jakarta, Dinsos DKI: Direhabilitasi dan Dipulangkan ke Daerah Asal

Apabila orang yang terjaring razia PPKS terbukti tidak memiliki keluarga, dia akan dirujuk ke panti sosial sesuai cluster.


Demi KTT G20, DKI Bersihkan Kawasan Masjid Istiqlal dari Gelandangan dan PKL

5 November 2022

Petugas Satuan Polisi Pamong Praha (Satpol PP) melakukan razia gelandangan dan pengemis (gepeng) di sekitar Wilayah Menteng, Jakarta, Kamis (19/07). Razia tersebut dilakukan untuk mengurangi gepeng yang menjamur saat bulan suci Ramadhan. TEMPO/Dasril Roszandi
Demi KTT G20, DKI Bersihkan Kawasan Masjid Istiqlal dari Gelandangan dan PKL

Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menata kawasan Masjid Istiqlal dan sekitarnya untuk menyambut pelaksanaan KTT G20.


Gelandangan Menteng Jakarta Dirazia, Ada yang Melompat ke Kali Ciliwung

2 November 2022

Petugas Satuan Polisi Pamong Praha (Satpol PP) melakukan razia gelandangan dan pengemis (gepeng) di sekitar Wilayah Menteng, Jakarta, Kamis (19/07). Razia tersebut dilakukan untuk mengurangi gepeng yang menjamur saat bulan suci Ramadhan. TEMPO/Dasril Roszandi
Gelandangan Menteng Jakarta Dirazia, Ada yang Melompat ke Kali Ciliwung

Gelandangan atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di sepanjang Jalan Latuharhary, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat ditangkap.


Dinsos Mataram Tingkatkan Pengawasan Gelandangan dan Pengemis Saat Ramadan

30 Maret 2022

Warga beraktivitas di kolong jembatan kawasan Raden Saleh, Jakarta, Senin, 4 Januari 2021. Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini sempat blusukan dengan menyusuri kolong jembatan di Jakarta. Saat itu, ia menemui banyak pemulung dan gelandangan yang tinggal di bawah kolong jembatan tersebut. TEMPO/Subekti
Dinsos Mataram Tingkatkan Pengawasan Gelandangan dan Pengemis Saat Ramadan

Ramadan, Dinas Sosial Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas gelandangan dan pengemis di titik keramaian


Razia Pengemis, Kakek Ini Kantongi Uang Rp 194 Juta

30 November 2019

Ilustrasi pengemis. freeweekly.com
Razia Pengemis, Kakek Ini Kantongi Uang Rp 194 Juta

Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursidin, mengatakan seorang pengemis berusia 65 tahun terjaring dalam razia tersebut.


Panti Asuhan Dianggap Mampu Kurangi Gelandangan

8 Januari 2019

Yakub Husein dan Laila Abdurrahim, suami-istri pengungsi asal Sudan sudah tiga minggu tinggal di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi, Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin, 8 Januari 2018. Selain mereka, ada 50 pengungsi lain yang bertahan di tempat itu. TEMPO/M Rosseno Aji
Panti Asuhan Dianggap Mampu Kurangi Gelandangan

Dengan banyaknya panti asuhan, maka beban pemerintah dalam membina anak jalanan, gelandangan, sampai kaum dhuafa, bisa lebih ringan.


Asian Games, Cara DKI Jakarta Sterilkan 284 Titik Rawan Pengemis

13 Agustus 2018

Warga berjalan di lorong terowongan penyeberangan orang bawah tanah di depan stasiun Beos, Jakarta (12/7).  Kurangnya pengawasan pihak terkait lorong ini menjadi tempat pengemis mencari nafkah. TEMPO/Subekti
Asian Games, Cara DKI Jakarta Sterilkan 284 Titik Rawan Pengemis

Ratusan petugas Dinsos DKI mensterilkan 284 titik rawan penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti pengemis dan gelandangan saat Asian Games.


Sandiaga: Dinsos Gandeng Satpol PP Atasi Pengemis Musiman Lebaran

12 Juni 2018

Pengemis musiman bulan ramadhan berkumpul di kawasan Pasar Baru, Jakarta (12/7). Di bulan Ramadhan jumlah pengemis dan gelandangan yang datang ke Jakarta meningkat jumlahnya. TEMPO/Subekti.
Sandiaga: Dinsos Gandeng Satpol PP Atasi Pengemis Musiman Lebaran

Pemprov DKI Jakarta telah meminta Dinas Sosial DKI untuk menanggulangi pengemis musiman di Ibu Kota saat momentum Lebaran.


Sandiaga Imbau Masyarakat Tak Beri Uang Manusia Gerobak, Kenapa?

5 Juni 2018

Pengemis di Jalan Penjernihan Tanah Abang, Jakarta.  TEMPO/Arnold Simanjuntak
Sandiaga Imbau Masyarakat Tak Beri Uang Manusia Gerobak, Kenapa?

Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengimbau masyarakat agar tidak memberikan uang kepada manusia gerobak dan pengemis.


Cerita Sandiaga Uno Buntuti Pengemis yang Naik Toyota Fortuner

4 Juni 2018

Santi, 36 tahun, memboyong lima anaknya dari Kuningan, Jawa Barat, untuk mengemis mencari angpao pada perayaan Imlek 2018 di Vihara Dharma Bakti, Jakarta Barat, pada Jumat, 16 Februari 2018. FOTO: TEMPO/Alfan Hilmi.
Cerita Sandiaga Uno Buntuti Pengemis yang Naik Toyota Fortuner

Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno bercerita dia pernah memergoki pengemis yang berpura-pura miskin demi mendapatkan uang.