TEMPO.CO, Jakarta - Mantan narapidana terorisme, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, menyangsikan jika Bahrun Naim adalah dalang dari peristiwa ledakan bom di Jalan MH Thamrin dan sekitar kawasan pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016. Jibriel mengatakan aksi teror tersebut murni inisiatif dari Afif alias Sunakim. "Afif ini punya rasa sakit hati yang luar biasa kepada polisi," kata Jibriel saat dihubungi Tempo, Senin, 18 Januari 2016.
Jibriel menduga Afif sakit hati karena polisi pernah menahannya selama tujuh tahun. Afif ditahan karena terlibat kegiatan pelatihan militer bersama 40 orang lainnya di Gunung Bun Jalin, Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, 2010. Dalam kasus ini, pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid, Abubakar Baasyir, ikut ditahan karena dituduh sebagai penyandang dana pelatihan militer.
Menurut Jibriel, selain karena sakit hati, Afif diduga terprovokasi video Abu Jandal yang mengancam akan menyerang TNI, Polri, dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Ancaman Abu Jandal itu diunggah melalui jejaring sosial YouTube. Sedangkan mengenai pola penyerangan, kata Jibriel, Afif terinspirasi dari serangan teror di Paris, Prancis, pada 14 Desember 2015. "Afif sebagai koordinator tampak kurang strategi, serangannya serampangan," ujar Jibriel.
Sebetulnya, kata Jibriel, Afif berencana melakukan aksinya pada malam tahun baru. Namun saat itu pengamanan sangat ketat sehingga rencana teror tersebut dibatalkan. "Baru terealisasi 14 Januari kemarin, tapi dia masih tampak panik. Makanya anggota sipil juga menjadi korban," katanya.
Jibriel menilai teror Afif itu gagal. Namun, dari segi eksistensi dan propaganda, Jibriel menilai Afif sudah berhasil. "Dia berhasil membuktikan eksistensi ISIS memang ada di Indonesia, apalagi bisa menembus Ring 1," ucap Jibriel.
Adapun Polri menuduh Bahrun Naim, yang sekarang berada di Suriah, sebagai dalang dari bom Sarinah. Kepala Polda Metro Jaya Tito Karnavian mengatakan bom di Jalan MH Thamrin itu melibatkan Bahrun Naim. Menurut Tito, Bahrun melancarkan teror untuk menunjukkan dominasinya di Asia Tenggara.
Bom Sarinah telah menyebabkan delapan orang meninggal dunia, empat di antaranya adalah pelaku, serta 24 orang lainnya menderita luka-luka, sebagian masih dirawat di rumah sakit.
Mengenai tudingan polisi terhadap Bahrun tersebut, Jibriel berpandangan pendiri Katibah Nusantara itu hanya dijadikan "kambing hitam" saja. Sebab, kata dia, hal seperti itu memang lumrah dalam dunia propaganda kelompok radikal. "Polri dan BIN menganalisis siapa yang paling dikenal, tapi tidak tampak sebagai eksekutor penyerangan, biasanya dia akan dianggap sebagai dalangnya," ujar Jibriel.
Jibriel, yang juga pengelola situs Arrahmah.com, pernah menghuni penjara karena terbukti menyembunyikan informasi terkait terorisme. Dia pernah bertemu Saefuddin Zuhri dan Noordin M. Top yang saat itu dicari-cari polisi.
DEWI SUCI RAHAYU
Catatan:
Sebelumnya artikel ini berjudul "Pengamat Terorisme Ragu Bahrun Naim Dalang Bom Sarinah".