TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah berdasarkan pada hasil hisab hakiki wujudul hilal, yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pengumuman ini dimuat dalam Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2016 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1437 Hijriah. "Muhammadiyah 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni 2016," kata Edy Kuscahyanto, juru bicara Muhammadiyah, melalui pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 26 Mei 2016.
Dalam maklumat itu, ijtimak atau forum pertemuan menjelang Ramadan, akan diadakan pada Minggu Legi, 5 Juni 2016, pukul 10.01.51 WIB. Tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta (f= -07°48¢ dan l= 110°21¢BT) = +04°01¢58², hilal sudah tampak. Di seluruh wilayah Indonesia, pada saat matahari terbenam, bulan berada di atas ufuk. Muhammadiyah pun menetapkan 1 Ramadan 1437 Hijriah jatuh pada Senin Pahing, 6 Juni 2016.
Maklumat itu juga menerangka, ijtimak menjelang Syawal terjadi pada Senin Kliwon, 4 Juli 2016, pukul 18.03.20 WIB. Saat itu, tinggi bulan ketika matahari terbenam di Yogyakarta (f= -07°48¢ dan l= 110°21¢BT) = -01°19¢13² dan hilal belum ada. Di seluruh wilayah Indonesia, saat matahari terbenam, bulan berada di bawah ufuk. Dengan demikian, 1 Syawal 1437 Hijriah, yang diperingati umat muslim sebagai Hari Raya Idul Fitri, jatuh pada Rabu Pahing, 6 Juli 2016.
Muhammadiyah memutuskan, 1 Zulhijjah 1437 Hijriah jatuh pada Sabtu Legi, 3 September 2016. Hari Arafah atau 9 Zulhijjah pada Minggu Wage, 11 September 2016. Sedangkan Idul Adha atau 10 Zulhijjah ditetapkan pada Senin Kliwon, 12 September 2016.
REZKI ALVIONITASARI