TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah petani cabai di Kabupaten Lebak, Banten, mengaku tidak untung besar meski harga komoditas itu di distributor melonjak hingga Rp 80 ribu per kilogram.
"Kami justru merugi karena tanaman cabai diserang hama, sehingga terpaksa dipanen lebih awal dan dijual dengan harga Rp 20 ribu. Padahal harga normal Rp 50 ribu per kilogram," kata Nanil, 50 tahun, seorang petani di Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Kamis, 5 Januari 2017.
Baca juga: Ini Ikan Tuna Termahal Dunia Seharga Rp 8,5 Miliar
Petani yang panen pada Desember-Januari 2017 dipastikan merugi karena tanamannya terserang hama patek yang mengakibatkan cabai membusuk. Serangan hama hingga kini sulit dikendalikan, sehingga petani merugi.
Harga cabai saat ini di tingkat distributor mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan harga di petani Rp 50 ribu per kilogram.
Semestinya petani bisa mengeruk keuntungan besar dengan melonjaknya harga di pasaran.
Namun petani cabai merugi akibat serangan hama patek sehingga dilakukan panen lebih awal. "Kami setiap pekan memanen lebih awal atau cabai berwarna hijau sebanyak dua kuintal dengan harga Rp 20 ribu per kilogram akibat hama patek itu," kata Nanil.
Menurut Nanil, tanaman cabai miliknya, dengan luas tujuh petak sawah, tidak bisa dinikmati dengan tingginya harga di tingkat petani yang mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Apabila ia menjual cabai tiga kuintal per minggu, pendapatan petani mencapai Rp 15 juta.
Namun, saat ini, dengan harga Rp 20 ribu, pendapatan petani hanya Rp 6 juta. "Saya kira tidak terbayangkan jika harga cabai itu melonjak, petani dapat meraup keuntungan cukup besar," katanya.
Begitu juga petani lainnya, Ahmad, 50 tahun, warga Panggarangan, Kabupaten Lebak, yang kecewa karena tidak bisa meraup keuntungan besar saat harga cabai melonjak tinggi.
Tanaman cabai miliknya terserang hama patek akibat curah hujan di daerah itu cenderung meningkat.
Serangan hama itu, kata dia, sudah berlangsung empat pekan terakhir dan tidak bisa dikendalikan petugas organisme pengganggu tanaman setempat.
"Kami terpaksa memanen lebih awal dibanding mengalami kerugian cukup besar," katanya.
Ahmad mengatakan jumlah petani cabai di wilayahnya mencapai 35 orang dan dipastikan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah karena biaya produksi rata-rata Rp 25 juta per hektare.
Saat ini, kata dia, pihaknya sangat berharap pemerintah memberikan bantuan sehingga petani bisa kembali menanam cabai.
"Saya merasa bingung sudah tiga kali dilakukan penyemprotan pestisida, tapi hama itu tidak mati bahkan tanaman membusuk," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan serangan hama akibat anomali cuaca yang sering hujan disertai kemarau.
Dengan cuaca seperti itu, kondisi menjadi lembap sehingga berpotensi menimbulkan serangan hama.
"Meskipun terserang hama, tanaman cabai bisa dipanen lebih awal meskipun tidak bisa meraup keuntungan lebih besar," katanya.
ANTARA