TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau masyarakat untuk menahan diri melakukan aksi 112. Apalagi rencana aksi itu dilakukan menjelang Pilkada 15 Februari 2017.
"Saya kira tidak perlu jelang Pilkada. Kita menahan dirilah," kata Kalla, Rabu, 8 Februari 2017, di kompleks DPR, Senayan, Jakarta.
Imbauan untuk tidak melakukan aksi juga dimaksudkan untuk tidak memperburuk keadaan. Apalagi dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok saat ini sudah dalam proses hukum. "Masyarakat tahan diri untuk tidak memperburuk suasana. Toh, semuanya dalam proses hukum. Nanti kacau lagi proses hukum," kata Kalla.
Baca:
Aksi 112, Aktivis NU: Waspadai Upaya Pelihara Sentimen
Imbauan agar tak ada aksi demo juga telah diungkapkan pihak lain, misalnya Pengurus Pusat Muhammadiyah. Tujuannya agar masyarakat bisa melakukan refleksi menjelang hari pencoblosan.
"Berbagai macam aksi, lebih-lebih jelang pilkada ini, itu sebaiknya tidak dilakukan. Sudahlah, agar kita ada jeda untuk berefleksi," Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir setelah bertemu Kalla, di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017.
Simak:
Masa Tenang Pilkada DKI, Kapolda Metro Minta Aksi 112 Dibatalkan
Dia mengatakan berbagai aksi yang telah dilakukan sudah cukup, dan tidak perlu ada aksi lanjutan. Upaya ini juga dilakukan agar tidak membuka ruang baru di masyarakat untuk saling berselisih tentang berbagai hal.
Haedar juga mengimbau semua tokoh untuk menjaga perkataan menjelang pilkada. "Kami imbau pada semua tokoh, partai, dan lainnya, untuk merawat kata untuk tidak saling melontarkan perkataan yang membikin saling respons, lalu yang muncul saling bersengketa," kata Haedar.
Seperti diketahui Forum Umat Islam berencana melakukan aksi damai pada Sabtu, 11 Februari 2017. Aksi damai itu rencananya digelar dengan titik kumpul di Monas, lalu bergerak ke Sudirman-Harmoni.
AMIRULLAH SUHADA
Baca juga:
Terancam Dibubarkan, Novel FPI: Aksi 112 Tetap Jalan