TEMPO Interaktif, Jakarta: Perkumpulan yang ingin mengubah paradigma dalam menyumbang. Memberi kail, bukan ikan.
Ada yang unik dari masyarakat negeri ini. Meski Indonesia belum tergolong negara makmur, ternyata masyarakatnya gemar bersedekah. Ini terbukti dari hasil survei Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) pada 2007. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat dermawan. Mayoritas penduduk dipastikan pernah menyumbang dalam jangka waktu setahun sebelum penelitian. Alhasil, tingkat kedermawanan atau rate of giving di negara berpenduduk 200 juta jiwa lebih ini mencapai 99,6 persen.
Namun, kecenderungan pola menyumbang mereka masih bersifat langsung atau dadakan dengan program berjangka pendek. Pembagian zakat di Pasuruan, Jawa Timur, yang menewaskan 21 orang bulan lalu, misalnya, menjadi contoh paling gamblang ihwal bagaimana bantuan dibagikan langsung kepada warga. Paradigma menyumbang seperti itulah yang hendak diubah oleh para pembangun kedermawanan berkelanjutan. Mereka ingin membangun kedermawanan yang bersifat strategis dan jangka panjang. Inilah yang membuat mereka mendirikan Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI).
Perkumpulan ini resmi berdiri pada 15 Juni 2007. Adapun cikal bakal kemunculannya sudah ada sejak 2001. Berawal dari kegiatan filantropi, muncul prakarsa penguatan filantropi Indonesia, yang salah satu pencetusnya adalah Erna Witoelar. Namun, perkumpulan ini bukan merupakan lembaga pengumpul dana. "Tapi sebagai fasilitator dan pusat informasi untuk berbagi pengalaman kedermawanan," ujar Sapto Handoyo Sakti, Wakil Ketua PFI.
Tujuan akhirnya adalah memberdayakan masyarakat yang dibantu. "Jadi tidak sekadar memberi ikan, melainkan memberi kail," ujar Sapto. Tujuannya, agar masyarakat yang semula dibantu suatu saat bisa membantu melalui proses kedermawanan. "Kedermawanan itu seharusnya bersifat strategis dan berjangka panjang," katanya.
Anggota Perhimpunan Filantropi saat ini datang dari berbagai kalangan, bukan hanya perseorangan. Organisasi nonprofit pun ada. Hingga awal 2008, PFI sudah didukung oleh 17 mitra pendiri serta 27 anggota pendiri.
Setiap tahun para anggota dikenai iuran keanggotaan sedikitnya Rp 1 juta. Dana itu digunakan untuk menggelar berbagai kegiatan perkumpulan. Adapun kegiatan perkumpulan terbagi dalam empat pilar, yaitu edukasi, informasi, advokasi, dan fasilitasi.
Perhimpunan punya agenda rutin tiga kali dalam setahun menyelenggarakan pertemuan guna bertukar pikiran, pengalaman, dan pengetahuan tentang kedermawanan sosial dan bidang-bidang terkait. Acara digelar lewat ajang diskusi dan dialog di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Pertemuan terakhir berlangsung di sebuah hotel di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Agustus lalu. Puluhan anggota berkumpul. Hasilnya, badan amil zakat dipertemukan dengan lembaga swadaya masyarakat untuk membuat program kedermawanan yang berjangka panjang. "Membantu itu harus secara sistemik, tidak situasional," kata Sapto.
Kegiatan lainnya adalah lokakarya dan pelatihan bagi para anggota dan organisasi. Ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme mereka. Juga ada aktivitas menunjang dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan studi, kajian, survei, dan penelitian yang berkaitan dengan dunia filantropi.
Tak ketinggalan pula pengembangan kegiatan membangun sarana informasi dan publikasi mengenai filantropi. Ini dilakukan melalui penerbitan buku-buku serta pembuatan website, buletin atau newsletter, tulisan, dan ulasan di media cetak dan elektronik.
Arifin Purwakananta, petinggi Dompet Dhuafa, menyatakan banyak terbantu selama bergabung dalam Perhimpunan Filantropi. "Ini perhimpunan strategis dalam menghimpun kekuatan untuk kemajuan Indonesia," katanya. Dia berharap keanggotaan Perhimpunan terus berkembang dan semakin kuat.
Ingin bergabung? Caranya mudah. Para peminat bisa melakukan registrasi lewat dunia maya di alamat www.filantropi.or.id, yang berisi info tentang dunia filantropi. Atau, mendatangi markas PFI di Gedung Utara lantai 18 Sampoerna Strategic Square di bilangan Sudirman, Jakarta.
Rudy Prasetyo