Menurut dia, turunnya hujan es bisa terjadi pada saat peralihan dari musim penghujan ke kemarau atau sebaliknya. "Tapi lebih sering saat transisi musim penghujan ke kemarau," ujarnya. Hujan es bisa terjadi jika pertumbuhan awan lebih disebabkan kondisi lokal lebih kuat daripada regional global. Cirinya adalah panas yang tinggi sehingga terasa gerah, lalu menyebabkan kelembaban dan penguapan tinggi. Awan mulai tumbuh dari Cumulus menjadi Cumulusnimbus. Awannya berbentuk seperti bunga kol dan berwarna hitam pekat.
Apabila awan yang terbentuk besar dan tinggi, maka suhu dipuncak awan bisa mencapai 40 derajat celsius dibawah nol. "Ini yang menyebabkan air menjadi es," katanya. Hujan es ini bisa berlangsung hanya beberapa detik hingga paling lama lima menit.
BMKG belum bisa memprediksikan turunnya hujan es. Namun, hujan es bisa diprakirakan dari terbentuknya awan cumulusnimbus. Menurut dia, saat rawan adalah pengujung musim penghujan sampai memasuki musim kemarau bulan April nanti. "Biasanya ada peluang terjadi hujan disertai petir dan angin kencang," katanya.
SOFIAN