TEMPO Interaktif, Jakarta: Suhu udara yang dingin serta keletihan merupakan ancaman bagi penderita asma seperti Ray, 35 tahun. Dua keadaan tersebut membuat dada desainer interior itu terasa sesak dan sulit bernapas.
"Memang tak sampai berbunyi ketika bernapas, tapi lumayan sulit," ujarnya Sabtu lalu. Kalau sudah begitu, ia meminum obat yang diresepkan dokternya. Untuk mencegah serangan asma, dokter menyarankan Ray berolahraga setidaknya dua kali sepekan.
Gerak badan memang manjur. Ray, yang kini rajin berenang, jarang terserang asma. Selain lewat berenang, asma bisa dicegah dengan yoga. Pemilik sekaligus guru Iyengar Yoga Centre Indonesia, Riana A. Singgih, menjelaskan, dalam yoga ada posisi postur tubuh yang memang dikhususkan bagi penderita asma. Posisi itu difokuskan untuk melatih otot dan organ pernapasan.
Posisi-posisi tubuh ini, jika dilakukan selama lima menit, dapat membantu otot dan organ pernapasan menjadi lebih lentur dan fleksibel sehingga bisa mengurangi serangan asma. "Gerakan dan posisi ini membuat rongga dada melebar dan melapangkan jalan udara sehingga bisa membantu mengurangi serangan asma," ujar perempuan yang 20 tahun belajar yoga ini pada Jumat lalu.
Hal yang sama dikatakan instruktur yoga, Yudi. "Tiap gerakan menimbulkan efek pengobatan," ujarnya kemarin. Menurut dia, penderita asma dianjurkan melakukan gerakan-gerakan yang berfokus pada permukaan dada. Gerakan-gerakan ini akan menguatkan, memperdalam, dan memperpanjang napas sehingga bisa memperbesar kapasitas oksigen.
Latihan di sekitar dada ini, kata Yudi, menimbulkan banyak efek positif. Tak hanya paru-paru yang mendapat manfaatnya, latihan ini juga akan memperkuat saraf dan kulit di sekitar jalur pernapasan sehingga membuatnya menjadi lebih lentur. Jantung pun akan bekerja lebih baik.
Namun, Yudi dan Riana mengatakan efek manfaat beryoga tak secepat efek mengkonsumsi obat. "Agak sulit dikuantifikasi," kata Yudi. Menurut Riana, efeknya baru terasa dalam jangka panjang lewat latihan rutin, paling tidak tiga kali sepekan.
Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American College of Sports Medicine pada akhir Mei lalu menemukan fakta bahwa berlatih yoga selama 10 pekan dapat mengurangi gejala asma. Riset yang dipimpin Amy Bidwell ini mempelajari 20 responden berumur 20-65 tahun yang baru saja belajar yoga.
Dalam seminggu mereka diminta meluangkan waktu selama dua jam menjalankan posisi yoga sembari menghirup napas dalam-dalam. Bidwell menjelaskan, posisi itu menimbulkan rasa yang sama ketika sesak napas akibat asma menyerang. Setelah 10 pekan, ditemukan bahwa fisik para responden membaik dan tingkat stres akibat dihantui asma pun ikut menurun.
Dalam Iyengar Yoga, ada sekitar 20 posisi untuk terapi bagi penderita asma yang mesti dilakukan dengan bimbingan guru. "Posisi dan garis tubuhnya harus pas supaya efeknya bisa terasa," kata Riana.
Meski begitu, ada beberapa posisi yang lumayan mudah diikuti, yang oleh Riana disarankan agar dilakukan tidak dalam keadaan perut kenyang. Menurut perempuan yang sempat memperdalam yoga di India ini, waktu ideal untuk melakukan yoga adalah pagi hari saat baru bangun tidur atau sore hari sepulang kerja.
OKTAMANDJAYA WIGUNA | ENDRI KURNIAWATI