TEMPO Interaktif, Jakarta: Manohara Odelia Pinot menggandeng sejumlah kuasa hukum baru, yang terdiri atas Hotman Pris Hutapea, Ahmad Alwi, Elsa Syarief, Farhat Abbas, Petrus Sulistino, Vera Tobing. Kemarin, tim kuasa hukum itu membeberkan lima perkara Manohara di SummitMas I Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Menurut Hotman Paris, masalah itu adalah dugaan Manohara sengaja memperlambat visum, Manohara menebar fitnah mendapat kekerasan dan penyiksaan dari suaminya Tengku Fakhry, Manohara tidak serius menuntaskan kekerasan dengan melapor ke polisi, Manohara sengaja dinikahkan orangtuanya karena alasan ekonomi, dan kebohongan Manohara yang mengaku tidak mendapat bantuan Kedutaan Indonesia di Malaysia. "Empat poin yang disebutkan di atas tidak benar kecuali poin terakhir," ujar Hotman.
Visum kekerasan, kata dia, harus dijalani Manohara setelah melapor ke polisi dan penyidik membuat surat permintaan perlu dilakukan visum kepada dokter yang ditunjuk. “Berdasarkan permintaan penyidik, dokter yang membuat visum juga harus di BAP,” kata Hotman Paris.
Pada Kamis (4/6), ia menjelaskan, artis model ini telah melapor ke markas Besar Kepolisian RI. Hari ini, Selasa (9/6), kata Hotman, kliennya akan diperiksa lagi oleh penyidik polisi. "Sekitar jam sembilan pagi."
Hotman Paris menampik tudingan Manohara telah menyebarkan fitnah demi mendapatkan popularitas. Hotman menunjukan bukti foto sayatan benda tajam pada bagian dada Manohara. ”Ini luka paling ringan, masih ada foto lain yang lebih kejam,” pekik Hotman. “Manohara mengalami siksaan pangeran Kelantan,” Hotman membeberkan.
Gosip Manohara dinikahkan karena alasan ekonomi orangtua, dijelaskan Hotman dengan menyebut nilai mas kawin. Menurut dia, Kerajaan Kelantan tidak layak memberi mas kawin Manohara hanya 50 ribu ringgit Malaysia atau Rp 150 juta dan total perhiasan senilai Rp 100 juta. "Tak sebanding dengan kekayaan dan nama besar kerajaan. Bahkan waktu Manohara melarian diri, tas yang dibeli mau diambil pihak kerajaan,” ujar Hotman.
Hotman membenarkan apabila Kedutaan Indonesia yang tidak tanggap terhadap laporan kekerasan yang dialami Manohara. Ia menilai kesigapan polisi Singapura dan Kedutaan Amerika lebih baik ketimbang Kedutaan Indonesia di Singapura ketika Daisy Fajarina dan Manohara meminta perlindungan.”Kedutaan kurang proaktif,” kata Hotman.
MUSTHOLIH