Dari enam bank yang dibobol, BCA mengalami kerugian terbesar. "Antara Rp 4-5 miliar," kata Jahja. Kerugian itu berasal dari sekitar 200 nasabah di Bali.
Bank lain yang mengalami nasib serupa adalah BNI, Bank Mandiri, BRI, Bank Internasional Indonesia, dan Bank Permata. "Kami akan mengganti apabila terbukti kerugian tersebut karena manipulasi ini," ujar Leila Djafaar, Head Corporate Affair Permata, dalam surat elektroniknya Kamis (21/11).
Leila menyatakan telah menerima laporan dari nasabah dan tengah menindaklanjuti pelaporan tersebut. "Kami sedang bekerja sama dengan otoritas untuk melakukan investigasi," tuturnya.
Pembobolan bank ini dilakukan dengan merekam data nasabah yang menggunakan ATM. Pengambilan data dilakukan dengan sebuah alat yang dipasang di mulut ATM dan kamera perekam nomor sandi.
Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim menyatakan, pembobolan di banknya dilakukan lewat rekening 19 nasabahnya di Bali senilai total Rp 200 juta. Kemarin bank pelat merah itu langsung mengganti seluruh dana nasabah yang amblas. "Kami ganti seluruhnya," katanya.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Farid Rahman mengatakan seluruh perbankan harus mengevaluasi sistem keamanan di setiap ATM miliknya.
Menurut Felia, kejahatan bermodus skimming atau perekaman data rekening via ATM ini baru pertama kali terjadi. "Ini modus baru," ujarnya. Dia memastikan kejahatan ini tidak ditemukan di luar Bali.
Sebagai langkah antisipasi, BNI meningkatkan frekuensi pemeriksaan ATM mulai kemarin. Biasanya pemeriksaan dilakukan dua-tiga kali per hari. "Sekarang bisa empat sampai lima kali sehari," katanya.
Melalui ATM Regional Center di berbagai daerah, BNI memasang alat anti-skimming di anjungan tunai mereka. "Sudah 70 persen," ujar Felia. Saat ini bank itu memiliki 4.000 unit ATM di seluruh Indonesia.
Langkah antisipasi juga dilakukan BCA. Bank swasta ini telah memasang alat anti-skimming di semua ATM miliknya. "Kami imbau nasabah pun segera mengganti nomor PIN," ujar Jahja. BCA juga sedang mengusahakan untuk menerapkan kartu kombinasi yang memiliki pita magnet dan cip. "Cuma, teknisnya perlu dipelajari lagi," kata Jahja.
Adapun uang nasabah BRI yang dibobol di Bali menguap ke luar negeri. Menurut Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali, jumlahnya mencapai Rp 48,5 juta.
"Terdapat empat kali penarikan di Moskow, Rusia, dan tiga kali di Toronto, Kanada, kemarin," ujar Ali di kantornya. Uang itu milik tiga nasabah BRI di Kuta, Renon, dan Ubud, Bali. "Padahal kemarin mereka berada di Denpasar, Bali," katanya.
Kejadian ini bukan yang pertama. Desember lalu, bank pelat merah ini juga tertimpa penipuan dengan modus yang sama. Dana milik seorang nasabah Jakarta amblas Rp 19 juta. "Ditarik di Vancouver, Kanada," kata Kepala Divisi Operasional BRI Triyana.
Reza Maulana | Famega Syavira | Grace