TEMPO Interaktif, Surabaya — Ketua organisasi Gaya Nusantara, Dede Utomo, menyayangkan banyaknya penolakan terhadap Konferensi Regional International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender dan Intersex Association (ILGA) yang rencananya akan digelar di Surabaya pada 26 hingga 28 Maret besok.
“Saya sih sayangkan, inikan hak untuk berkumpul, semacam konferensi itu hak dasar dan itu adalah hak semuanya untuk berkumpul,” kata Dede Utomo ketika dihubungi Tempo, Kamis (25/3).
Menurud Dede, mengenai perilaku lesbian, gay, bisexsual, transgender atau apapun namanya merupakan hak asasi setiap manusia yang dijamin undang-undang. Bahkan sebelum memutuskan untuk mengadakan acara di Surabaya, panitia juga telah mendapatkan persetujuan dari Komnas HAM.
Indonesia, tambah Dede, dipillih untuk menggelar Konferensi Regional se-Asia dua tahunan ini karena dinilai sangat kondusif, apalagi Indonesia dinilai sedang mengalami masa pertumbuhan demokratisasi yang baik. “Karenanya panitia memilih Indonensia,” terang dia.
Sebelum memutuskan acara di Surabaya, panitia lokal Indonesia sebenarnya memiliki dua alternatif yaitu di Jakarta atau di Surabaya. Tapi dengan berbagai pertimbangan dipilihlah Surabaya.
“Dan Mabes Polri juga sudah mengizinkan, ini sebenarnya surprise, tapi ndak tahu kenapa masih banyak kalangan yang menolak,” tambah Dede.
Dede menjelaskan, Konferensi ILGA ini sebenarnya adalah acara rutin yang dilakukan sejak 2002. Untuk tahun ganjil digelar konferensi tingkat dunia, dan jika tahun genap dilakukan konferensi tingkat regional seperti yang akan digelar di Surabaya ini merupakan konferensi tingkat regional tingkat Asia.
“Jadi kalau besok jadi dilaksanakan, yang datang ada dari Tiongkok, Korea, pokoknya se-Asia,” ungkapnya.
Konferensi sendiri akan membahas upaya-upaya atau rumusan untuk meyakinkan kepada masyarakat luas bagaimana cara menghormati hak asasi manusia termasuk menghormati perilaku seks sesama jenis.
Dalam konferensi nanti, Dede dijadwalkan akan membacakan sambutan atau nasihat sebagai pembicara lokal saat pembukaan acara.
Rohman Taufiq