Sejima and Nishizawa, yang merupakan mitra dalam perusahaan Sanaa, mengatakan mereka tak bekerja dalam tradisi arsitektur Jepang. Namun keduanya mengakui mendapat pengaruh karakter bangunan Jepang, dengan ciri metode konstruksi yang cermat, bahan bangunan yang ringan serta serapan batas-batas ruang luar dan dalam.
"Jika Anda melihat kuil Jepang yang terbuat dari kayu, maka Anda akan bisa melihat bagaimana arstektur dibuat," kata Nishizawa.
Menurut Nishizawa, artsitektur Jepang memiliki konstruksi yang jelas dan transparan serta amat sederhana. “Saya rasa itulah salah satu hal besar yang mempengaruhi kami,” ujarnya menambahkan.
Beberapa proyek mereka, yang disebut oleh dewan juri Pritzker, antara lain, gedung Christian Dior di pusat perbelanjaan Omotesando di Tokyo, Jepang, dan Paviliun Kaca di Museum Seni di Toledo, Spanyol.
Selain itu karya Sejima dan Nishizawa, yang juga disebut dewan juri, adalah bangunan Institut Teknologi Federal Swiss dan Pusat Pendidikan Rolex yang baru.Pusat pendidikan Rolex itu terdiri dari bangunan satu lantai dengan struktur kaca di lokasi empat hektar dan lobang di beberapa tempat untuk memungkinkan sinar masuk ke dalam.
Rencananya, upacara penyerahan Pritzker Prize akan dilangsungkan di New York, Amerika Serikat, pada Mei 2010.
Nurdin Kalim/BBC