TEMPO Interaktif, Jogjakarta - Selembar menu dipampang di sudut bar Hotel Ibis Yogyakarta. Warnanya meriah. Ada gambar bendera, dan gambar bola. Begitu memasuki ruang lobi, semua pegawai mengenakan kaos layaknya pemain bola. Di sudut lobi, sebuah televisi besar dipasang. Karpet berwarna hijau mulai dibenahi dan dipasangi gawang kecil.
Marchandise berupa gelas, kaos, gantungan kunci, dipajang di sekitar lobi. Pendek kata, kita tak seperti sedang memasuki hotel berbintang. “Mau apa,” kata Purnomo, sang bartender. “Ada free kick, penalty, off side, root ball,” sambungnya.
Tentu saja, Purnomo tak sedang mengajak bermain bola. Ini minuman dengan berbagai rasa. Penalty, adalah minuman dengan campuran Malibu, pineapple juice, dan strawberry syrup, yang rasanya nendang dan segar. Harganya bervariasi mulai Rp 25 ribu hingga Rp 65 ribu. Sementara snacknya yang diberi nama pemain bola semacam Wayne Rooney dibanderol Rp 20 ribu hingga Rp 45 ribu.
Selama sebulan penuh ini, Hotel Ibis Yogyakarta memakai ikon bola pada menu cocktail, snack, dan makanan mereka. “Ini memang ide Hotel Ibis Yogyakarta untuk menyemarakkan Piala Dunia,“ kata Eunike Martanti, PR Manager Hotel Ibis Yogyakarta Malioboro kepada Tempo, Kamis, (10/6).
Saking seriusnya, Hotel Ibis membuat program “Ibis Nonton Bola Bareng” yang tidak hanya disuguhkan bagi tamu hotelnya, namun juga konsumen yang tidak menginap di Ibis. Agar unik, menggelitik, dan membuat kerasan mereka yang berkunjung, maka mereka menyuguhkan semarak Piala Dunia 2010 dalam kostum bagi para pegawai, suasana yang “bola banget” di setiap sudut ruangan.
Piala Dunia memang mulai menggelora di Kota Yogyakarta. Gaungnya bisa disaksikan di hampir sudut hotel, gerai toko, dan pusat perbelanjaan. Hotel, gerai toko mulai berlomba menyuguhkan hal-hal unik untuk meraih konsumen.
Tak hanya di Hotel Ibis, gerai toko Indomart juga menyemarakkan Piala Dunia dengan menaruh tenda yang isinya marchandise berupa gantungan kunci, asbak, kaos. “Ini untuk dijual,” kata Suwarjini, kasir gerai Indomart. Dia mengaku sejak seminggu ini tenda yang menjual berbagai atribut Piala Dunia dipasang di halaman toko.
Sementara itu, Batik Adiningrat membuat motif bola pada batik. Bola yang terlihat maskulin berpadu manis ketika berpadu dengan batik dengan berbagai corak tumbuhan, hewan. “Ini untuk menyemarakkan Piala Dunia,” kata public relation Batik Adiningrat Lioni Ellis. Gerai tokonya hingga saat ini kehabisan stok karena setiap kali dipamerkan langsung diserbu pembeli.
BERNADA RURIT