Menurut Makbul, tujuan pelatihan tersebut untuk menanggulangi kerusuhan massa agar polisi Indonesia lebih profesional dengan mengedepankan HAM. Ia juga menjelaskan ketertarikan AS memberikan pelatihan gratis ini supaya polisi Indonesia dapat menangani kerusuhan lebih baik lagi.
Pelatihan itu diikuti 56 polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya, lima diantaranya Polwan. Dari jumlah itu juga terdapat tiga perwira menengah peninjau dari Mabes Polri. Menurut Makbul, ada 6 formasi yang diajarkan lima instruktur itu, yaitu kobra, lurus, paruh lembing, sebar-sebar, tusuk dan siku silang.
Sementara itu Sekdiklat (Sekretaris Pedidikan dan Latihan) Polda Metro Jaya, Ajun Kombes Polisi J.R. Hutajulu, berharap para komandan peleton dan komandan kompi yang ikut dalam pelatihan mensosialisasikan apa yang ia dapat kepada anggotanya. Hutajulu juga memaparkan keistimewaan pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan polisi di lapangan dan meminimalisir pelanggaran.
Menurut dia pelatihan selama 13 hari ini sebenarnya tidak cukup untuk melatih polisi. Namun, perencanaan diupayakan mencakup semua materi pelatihan.
Apakah pelatihan ini untuk antisipasi kemungkinan aksi tanggal 30 April mendatang? Hutajulu menjawab: ”tidak. Ini untuk menghadapi seluruh kerusuhan yang terjadi.” Menurut rencana, kelima instruktur itu akan memberikan pelatihan ke- 47 wilayah kepolisian usai melatih Polda Metro Jaya. Tapi ia tidak merinci wilayah-wilayah tersebut. (Istiqomatul Hayati)