Sementara itu, pada Ahad itu pula, Siti Aliyanti, calon istri yang tak jadi dinikahi Wahono lantaran ia ditangkap polisi, tengah merayakan resepsi pernikahan dengan Teguh Subagyo, yang tak lain adalah adik tiri Wahono. Sebelumnya, rapat keluarga memang memutuskan agar Teguh menggantikan Wahono sebagai pasangan hidup Siti Aliyanti dalam pernikahan yang digelar pada Rabu (22 September) lalu. “Itu jalan terbaik, dan kami telah sepakat,” kata Suparjo, orang tua Siti Aliyanti, kala itu.
“Harga diri kami hancur lebur. Sedih dan malu dengan kasus yang menimpa anak saya,” kata Nariyah, ibu Wahono, kemarin, setelah tahu Wahono dibebaskan polisi lantaran salah tangkap. Kini keluarga Wahono dan Siti Aliyanti sama-sama dilanda kebingungan. Mereka tak mengerti apa yang harus dilakukan jika pria yang sehari-hari bekerja di bengkel sepeda motor itu benar-benar sudah sampai di rumah. “Tidak tahulah, Mas,” kata Nariyah sambil menyeka air mata.
Persoalan tambah ribet lantaran polisi tak mau memulangkan Wahono ke Lampung, dan justru meminta pihak keluarga menjemputnya ke Jakarta. Persoalannya, Nariyah tak punya duit untuk ke Ibu Kota. “Polisi minta kami menjemput ke Jakarta, sedangkan kami kesulitan dana untuk menjemput,” kata wanita 50 tahun itu.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyatakan keprihatinannya atas nasib yang menimpa Wahono. Mereka yakin kasus tersebut akan berdampak pada pola kehidupan keluarga Wahono di masa mendatang. “Sungguh, kasus salah tangkap ini sangat tragis,” kata Haris Azhar, Koordinator Kontras. “Sudah saatnya Polri mengevaluasi kinerja Densus 88. Banyak sudah korban salah tangkap atau mungkin salah tembak oleh pasukan khusus ini,” ia menambahkan.
NUROCHMAN ARRAZIE