Menurut Iwan, acara ini sengaja digelar karena banyak siswa yang lupa akan peristiwa-peristiwa penting di negara ini. Salah satunya peristiwa Gerakan 30 September yang menewaskan sejumlah petinggi TNI, sekaligus mengingatkan momen Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh besok.
Kendati banyak versi soal peristiwa ini yang beredar di masyarakat, kata Iwan, film ini tetap punya nilai penting. Sedikitnya ada 3 hal penting yang bisa didapatkan siswa lewat nonton film ini. Di awalnya film ini menjelaskan latar belakang peristiwa itu. Di tengahnya terdapat adegan pidato komandan pasukan pengawal presiden Tcakrabirawa, Kolonel Untung, di RRI saat pasukannya berkuasa. Pidato Untung itu menjelaskan argumen PKI melakukan aksinya. Terakhir, film itu menayangkan pidato Jenderal AH Nasution di depan sidang MPRS. Di depan sidang itu, Nasution menyebutkan peristiwa itu sebagai musibah.
Iwan mengatakan, Arifin C Noer sesungguhnya netral saat mengemas film itu. "Ada sisi-sisi lain dari film itu yang bisa dipelajari siswa," katanya.
Menurut Iwan, pelajaran sejarah bagi siswa itu harus netral, tidak boleh dibawa ke politik. Dari sudut pandang itu, lanjutnya, film ini penting untuk mengetahui salah satu versi dari peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965 yang dinilai menampilkan versi Orde Baru.
Guru mata pelajaran sejarah SMA Negeri 9, Enny S, mengatakan, di buku pelajaran sejarah saat ini menyebutkan ada lima pendapat soal peritiwa itu. Pendapat itu di antaranya, kata dia, menyebutkan keterlibatan mantan presiden Soeharto, keterlibatan mantan presiden Soekarno, dan keterlibatan CIA.
Dia mengatakan, guru sejarah mengajarkan apa adanya, termasuk semua pendapat yang berkembang saat ini atas peristiwa itu. "Kami tidak mengatakan versi ini yang benar. Biar siswa yang menganalisisnya sendiri. Paling tidak siswa punya gambaran," kata Enny.
Acara nonton bersama itu digelar di salah satu ruangan terbesar di Gedung Indonesia Menggugat. Hari itu ada dua sesi nonton bareng film berdurasi tiga jam itu. Sesi pertama dimulai jam 11 siang. Sedikitnya ada puluhan siswa berseragam putih abu-abu menonton film yang diputar di layar proyektor.
Iwan menuturkan, dirinya terpaksa mengunduh dari situs YouTube untuk mendaparkan film itu gara-gara kesulitan untuk mendapatkan salinannya. File film hasil unduhan itu yang ditayangkan lewat proyektor di depan siswa. "Setelah menonton, para siswa akan mendiskusikannya," katanya.
Ina Rahmah, 17 tahun, salah satu siswa Kelas 12 IPA SMA 9 Bandung mengaku belum pernah menonton film ini sebelumnya. Dia hanya tahu film itu tentang pemberontakan PKI. "Katanya tentang peristiwa 30 September, pemberontakan PKI," katanya sambil menunggu giliran menonton film itu.
Menurutnya, menonton film bersama ini sebagai bagian dari pelajaran Sejarah untuk menjadi bahan diskusi di kelas. Yang dia tahu, peristiwa pemberontakan itu sebagai momen beralihnya Indonesia dari zaman Orde Lama ke Orde Baru.
Ahmad Fikri