TEMPO.CO, Jakarta - PT Tempo Inti Media Tbk menargetkan perolehan laba bersih naik 100 persen pada tahun depan. Ini melihat sejumlah produk yang diterbitkan perusahaan mulai membuahkan hasil.
"Laba bersih tahun depan bisa naik 100 persen, yaitu hingga Rp 22 miliar," ujar Presiden Direktur PT Tempo Bambang Harymurti seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tempo di kantor percetakan Tempo, PT Temprint, di Palmerah, Jakarta, Selasa, 20 Desember 2011.
Bambang Harymurti mengatakan sejumlah media massa yang dikeluarkan Tempo telah memperoleh keuntungan mulai tahun lalu, seperti Majalah Tempo dan Koran Tempo. Begitu pula dengan media-media lainnya, seperti Travelounge dan U-Magazine.
Untuk portal berita yang dimiliki Tempo, yaitu Tempo.co, menurutnya, masih mengalami kerugian pada tahun ini. Tapi, dalam waktu dekat, akan segera menghasilkan laba. "Media ini selalu mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya," kata dia.
Untuk pendapatan 2012, dia menargetkan akan tumbuh 35 persen dibandingkan tahun ini. Pendapatan tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp 300 miliar. Sementara laba bersih diprediksi dapat mencapai Rp 11 miliar.
Ini lebih tinggi dari target yang diinginkan pada tahun ini, yaitu sebesar Rp 7 miliar. Pada 2010, laba bersih emiten berkode efek TMPO itu hanya sebesar Rp 5,35 miliar. "Saat ini laba bersih sudah sekitar Rp 10 miliar. Berarti sudah jauh dari target kami," ujarnya.
Selain bertambahnya keuntungan dari produk yang dihasilkan Tempo, Direktur Keuangan dan Pemasaran Tempo Herry Hernawan mengatakan pendapatan tahun depan juga akan ditopang dari naiknya volume serta harga iklan. "Volume iklan bisa naik 10-15 persen. Sedangkan harga iklan naik 15 persen," katanya.
Dengan itu, penjualan ditargetkan akan tumbuh 20 persen pada tahun depan dibandingkan tahun ini. "Sehingga bottom line bisa meningkat 100 persen," katanya.
Pada tahun ini, lini bisnis penerbitan Tempo menghasilkan Rp 230 miliar atau menyumbang 76,7 persen dari total pendapatan hingga akhir tahun. Sedangkan sisanya sebesar Rp 70 miliar berasal dari pendapatan yang diperoleh Tempo dari bisnis percetakan, Temprint.
Ia menambahkan, perusahaan optimistis pendapatan sebesar Rp 300 miliar bakal tercapai. Pasalnya, hingga November lalu, pendapatan usaha tercatat mencapai Rp 275 miliar.
Untuk portal Tempo.co, Harry mengaku masih merugi karena merupakan investasi baru perusahaan. Tahun ini kontribusinya baru sekitar Rp 3 miliar dari total pendapatan. Tapi melihat pertumbuhan media online ini yang meningkat pesat, ia yakin tahun depan kontribusinya naik 150 persen menjadi Rp 7,5 miliar.
Herry menjelaskan posisi utang pada tahun ini mencapai Rp 50 miliar. Utang ini berasal dari modal kerja yang diberikan plafon pada tahun ini sebesar Rp 30 miliar dan sisanya kredit untuk mesin sebesar Rp 20 miliar.
Pada tahun depan, Tempo akan menambah utang untuk investasi usaha, yakni pembangunan gedung dan pembelian mesin baru. "Kami akan menambah kredit kami di tahun depan sebesar Rp 30 miliar," kata Herry.
SUTJI DECILYA