TEMPO Interaktif, Bandung - Asisten Direktur Utama Bidang Sistem Jaminan Mutu PT Dirgantara Indonesia, Sonny Saleh Ibrahim, mengatakan Airbus Military Industry dan PT Dirgantara Indonesia sudah sepakat membagi wilayah pemasaran pesawat produksi bersamanya, yakni CN 295. “PT Dirgantara Indonesia mendapat wilayah Asia Pacifik, Airbus sisanya,” katanya di Bandung, Selasa, 20 Desember 2011.
Menurut Sonny, dengan pemasaran yang belum dibagi, kadang-kadang dua perusahaan itu "bertemu" di negara yang sama untuk memasarkan pesawat produksi bersama. Contohnya, kedua perusahaan itu “adu harga” memasarkan CN 295 di Thailand dan Airbus Military memenangkan tendernya.
Kesepakatan itu tinggal menunggu penandatanganan Strategic Arrangement. “Prosesnya sudah mau tanda tangan,” katanya. "Taksirannya kalau enggak Desember atau Januari."
Sonny mengatakan PT Dirgantara Indonesia sudah siap memasarkan pesawat itu di negara-negara Asia Pasifik dan Asia Tenggara, termasuk Vietnam. Jika krisis di negara-negara Eropa itu benar-benar terjadi, pasar Asia diperkirakan hanya terkena minor impact krisis itu tetap memiliki kemampuan finansial untuk belanja pesawat.
Kendati demikian, pihaknya harus tetap waspada langkah agresif pemasaran produsen pesawat pesaingnya. Tipe pesawat mirip CN 295 saat ini di antaranya pesawat J27 produksi Italia dan Hercules buatan Amerika.
Pesawat CN 295 merupakan hasil pengembangan pesawat CN 235 yang menjadi ikon PT Dirgantara Indonesia. Pesawat itu merupakan produksi bersama PT Dirgantara dengan Airbus Military Industry. PT Dirgantara mendapat porsi memproduksi sejumlah komponen pesawat itu, di antaranya outter wing, semua komponen pintu pesawat, surface control, serta rudder.
Sonny mengatakan, tahun depan, Airbus Military meminta PT Dirgantara untuk mempercepat produksi komponen pesawat itu jadi 3 kali lipat kemampuan saat ini. Saat ini, sekali produksi, komponen butuh 8 minggu dan minta dipercepta jadi 3 minggu. ”Ini rencana 2012, mereka menuntut (itu), kita mau dan harus bisa,” katanya.
Sonny mengatakan, khusus tahun depan, pihaknya akan mengubah fokus pemasaran produksi PT Dirgantara untuk memasok kebutuhan dalam negeri. Porsi pemasaran sebelumnya, pasar dalam negeri menyumbang 40 persen pendapatan dan sisanya, pasar luar negeri, mulai tahun depan dibalik. “Tahun depan 60 persen dalam negeri,” katanya.
AHMAD FIKRI