Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengusiran Paksa Warga Syiah Sampang Dikecam  

image-gnews
Seorang pengungsi pengikut aliran Syiah, merapihkan sejumlah barang miliknya di tempat pengungsian di lapangan tenis indoor, Sampang, Madura, Jatim, Jumat (30/12). ANTARA/Saiful Bahri
Seorang pengungsi pengikut aliran Syiah, merapihkan sejumlah barang miliknya di tempat pengungsian di lapangan tenis indoor, Sampang, Madura, Jatim, Jumat (30/12). ANTARA/Saiful Bahri
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya mengecam pengusiran terhadap penganut Syiah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sampang. "Pemerintah Sampang gagal menjalankan fungsinya sebagai pelindung masyarakat,” kata Koordinator Kontras Surabaya, Andy Irfan Junaidi, dalam keterangan persnya, Jumat 13 Januari 2012.

Menurut Andy, Pemerintah Kabupaten Sampang justru membiarkan aksi kekerasan terhadap warga penganut Syiah, bahkan menjadi pelaku kekerasan.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Kontras Surabaya, tindakan pengusiran dilakukan tanpa terlebih dahulu berdialog dengan warga penganut Syiah. Bahkan pengusiran dilakukan secara sistematis dengan terlebih dahulu menghentikan seluruh pasokan bantuan. Aliran air untuk fasilitas MCK di lokasi pengungsian juga dihentikan sepihak.

Karena itu Kontras mendesak pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mengambil alih perlindungan bagi warga penganut Syiah di Sampang. "Dari awal pemerintah setempat tak pernah serius melindungi warganya. Kami juga mendesak kepolisian segera mewujudkan keamanan di Sampang," ujar Andy.

Koordinator Center for Marginalized Communities Studies (CMARs) Surabaya, Akhol Firdaus, juga menilai pelaku utama pengusiran warga Syiah adalah pemerintah daerah, khususnya Kementerian Agama Sampang serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sampang.

Berdasarkan data yang dihimpun CMARs, dua instansi itulah yang menyediakan beberapa truk untuk mengangkut secara paksa warga Syiah kembali ke rumahnya. "Mereka mengusir tanpa adanya jaminan keamanan bagi warga Syiah setelah kembali ke rumah mereka," tutur Akhol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesaat sebelum pengusiran beredar isu bahwa ribuan orang anti-Syiah siap kembali merusak rumah warga Syiah jika pulang ke rumahnya. Sementara itu beberapa aktor di balik kerusuhan Syiah Sampang hingga kini tak kunjung ditangkap. "Korban dan pelaku kekerasan sebenarnya saling kenal. Data para pelaku sudah disampaikan ke polisi, tapi hingga kini tak ditangkap," ucap Akhol.

Para pelaku perusakan dan pembakaran, kata Akhol, umumnya warga sekitar, sehingga warga Syiah khawatir sebelum para pelaku ditangkap ancaman kekerasan tetap saja akan terjadi.

Kondisi rumah warga Syiah banyak yang rusak dan belum diperbaiki. Jadi warga Syiah sangat menderita jika harus dipaksa kembali ke rumah mereka.

Kamis kemarin, 12 Januari 2012, Pemerintah Kabupaten Sampang memulangkan secara paksa ratusan warga Syiah dari lokasi pengungsian di Gedung Olahraga Kabupaten Sampang. Warga dipaksa kembali ke rumahnya. Padahal warga Syiah masih takut kembali ke rumah mereka.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Seorang pengunjuk rasa memegang poster selama protes menentang aksi main hakim sendiri sampai mati terhadap seorang pria Muslim Tabrez Ansari oleh gerombolan Hindu, di Kolkata, India, 26 Juni 2019. [REUTERS / Rupak De Chowdhuri]
Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.


SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

Petugas kepolisian melakukan olah TKP kasus penyerangan di Gereja Santa Lidwina, DI Yogyakarta, Minggu (11/2)11 Februari 2018. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja ini. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.


Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat berkunjung ke Gedung KPK guna melakukan kerjasama dalam bidang pengawasan pajak Provinsi DKI Jakarta, 25 September 2017. Tempo/Muhammad Irfan Al Amin
Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.


Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Pembentukan Forum Komunikasi Antar Agama dan Suku untuk Rusun Pulogebang pada Senin, 25 September 2017, di Rusun Pulogebang. Pembentukan forum ini dipicu kasus kebaktian Pulogebang. Warga Rusun Pulogebang
Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.


Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Surat permintaan maaf dari Nasoem Sulaiman alias Joker. Surat ini dibuat Nasoem setelah proses media bersama pihak jemaat KGPM Sidang Daniel, warga dan Polsek Cakung, Jakarta Timur. FOTO: Dokumentasi Warga
Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .


Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

26 September 2017

Surat permintaan maaf dari Nasoem Sulaiman alias Joker. Surat ini dibuat Nasoem setelah proses media bersama pihak jemaat KGPM Sidang Daniel, warga dan Polsek Cakung, Jakarta Timur. FOTO: Dokumentasi Warga
Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.


Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

25 September 2017

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait berkunjung ke lokasi penggusuran di Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta, 19 April 2016. TEMPO/Rezki
Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.


Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

25 September 2017

Kondisi Noesam Sulaiman setelah dipukuli beberapa orang tak dikenal, sore menjelang Maghrib, 24 September 2017. Dok. warga
Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang


Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Kondisi Noesam Sulaiman setelah dipukuli beberapa orang tak dikenal, sore menjelang Maghrib, 24 September 2017. Dok. warga
Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.


Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Kondisi Noesam Sulaiman setelah dipukuli beberapa orang tak dikenal, sore menjelang Maghrib, 24 September 2017. Dok. warga
Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.