Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelesetan Monster Frankenstein

image-gnews
Karya-karya Petek Sutrisno yang dipamerkan dalam pameran
Karya-karya Petek Sutrisno yang dipamerkan dalam pameran "The New Monster" di Via-Via Traveller Cafe Yogyakarta, 14 Januari-7 Februari 2012. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Budaya massa banyak menginspirasi karya perupa kontemporer. Termasuk Patek Sutrisno yang tergoda dengan figur kartun tayangan televisi. Tapi Patek memelesetkan secara visual ataupun karakter figur. Maka lahirlah karya grafis hitam-putih menampilkan rekaan sosok Batman atau Frankestein. Sebanyak 16 karya bercorak street art itu dipajang dalam pameran bertajuk New Monster di Via Via Traveller Cafe Yogyakarta 14 Januari- 7 Februari.

Petek menuturkan karyanya memang banyak terilhami dari figur kartun yang dia reka ulang dengan keliaran imajinasinya. Dia menikmati kejenakaan Sponge Bob, kegagahan Batman, kesenduan Frankestein, keceriaan Mickey Mouse. Semua itu diolah kembali, dilebur dalam bentuk yang lebih segar dan menggelitik.

Karya berjudul Mr. Batman, misalnya. Sosok superhero ini tak seperti biasanya dengan tubuh tegap, tampang garang, dan terkesan misterius. Sebaliknya, sosok Batman muncul dalam citraan tubuh pendek, gigi besar, dan mulut menganga. “Batman dicitrakan seperti karakter yang kelaparan tapi tetap menggemaskan saat kita melihat postur dan mimik wajahnya,” kata kurator pameran itu, Hamada Adzani Mahaswara.

Pada karya bertajuk Lonely, dia mengubah sosok Frankenstein menjadi sosok yang murung dan kesepian di dekat peti mati ketika dia sudah tak dianggap mampu melakukan sesuatu yang berguna. Padahal Frankenstein dikenal sebagai sosok buas nan menyeramkan.

Patek juga secara jenaka menyoroti berbagai kenangan yang pernah muncul dalam lingkup sekitarnya. Mulai dari masalah dendam yang sempat muncul di masa kecil hingga pertemuan ego ketika dia kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Eat Me Please #1, figur anak dengan bentuk tubuh yang dideformasi, tangan memegang garpu dan lidah menjulur panjang, seolah ingin menyantap kepala kelelawar yang keluar dari jantung dari figur di depannya. “Silakan makan makian dan omongan sendiri, kalau itu dilontarkan kepada yang lainnya tak akan menjadi sesuatu yang penting dan jadi beban, jika sudah dasarnya bebal,” kata Petek tentang karya ini.

Kejengkelan dituangkan Petek dalam judul Two Faces, yang berwujud sosok berkepala lonjong yang memiliki tiga wajah. Wajah paling bawah tampil dengan mimik serius dan optimistis, sedangkan dua wajah bertumpuk di atasnya berwujud layaknya alien dengan gigi-gigi besar menyeringai tak beraturan serta bola mata tersebar di tiap sudut wajah.

Dalam karya Petek, kebanyakan figur tampil sebagai sosok tunggal. Karakter yang ditampilkan dari tokoh kartun Petek itu dominan dengan penonjolan organ tubuh seperti mata, gigi serta lidah, tampak sedang bereaksi terhadap situasi tertentu.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.


Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Konferensi pers  Solo Exhibition
Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.


Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Pameran tunggal Zahrah Zubaidah alias Zazu bertajuk Studi Karantina. (Dok.Orbital Dago)
Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.


Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Karya seni instalasi karya sutradara Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed dipajang di Artjog 2019. TEMPO | Shinta Maharani
Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Sokong Pertumbuhan Industri Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf

20 November 2019

Pengunjung tengah melihat salah satu stan kerajunan pada pameran CRAFINA di Jakarta Convention Center, Rabu, 16 Oktober 2019. Pameran produk industri kreatif Crafina 2019 menghadirkan  produk rancangan para desainer mancanegara yang tergabung dalam Indonesia Modest Fashion Week (IMFW). Tempo/Tony Hartawan
Sokong Pertumbuhan Industri Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan tiga strategi untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif.


Wishnutama Janji Cegah Konflik Kepentingan Hary Tanoe di Tender

7 November 2019

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio usai acara Dialog Nasional Ekonomi Kreatif di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 7 November 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Wishnutama Janji Cegah Konflik Kepentingan Hary Tanoe di Tender

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama berjanji akan mencegah terjadinya konflik kepentingan dalam tender di kementeriannya.


Begini Gaya Pidato ala Bos Media Wishnutama Setelah Jadi Menteri

23 Oktober 2019

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Begini Gaya Pidato ala Bos Media Wishnutama Setelah Jadi Menteri

Di awal pidatonya, Wishnutama mendapat sambutan meriah dari tamu karena berkali-kali melontarkan guyonan yang mengundang tawa.


Jadi Menparekraf, Wishnutama Tanggung Sederet Pekerjaan Rumah

23 Oktober 2019

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2019-2024 Wishnutama Kusbandio berkeliling di kantor Kementerian Pariwisata pada Rabu, 23 Oktober 2019. Wishnutama didampingi menteri sebelumnya, Arief Yahya. Foto: Dokumentasi Kementerian Pariwisata
Jadi Menparekraf, Wishnutama Tanggung Sederet Pekerjaan Rumah

Sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama bakal menanggung sederet pekerjaan rumah yang mesti dikelarkan dalam lima tahun.