TEMPO.CO, Jakarta- Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai pemerintah tak transparan dalam menjelaskan spesifikasi detail tentang pembelian SU-30 MK2 buatan Rusia menjadi sumbu tudingan penggelembungan. "Hanya dijelaskan $470 juta untuk 6 pesawat, 12 mesin dan pelatihan 10 pilot," kata Wakil Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo, ketika dihubungi Tempo 23 Maret 2012. "Mesin-mesin itu apa? kantidak dijelaskan."
Ia pun mengeluhkan pemerintah yang bersikap seakan-akan defensif terhadap tudingan Lembaga Swadaya selama ini. "Bilangnya LSM nggak ngerti apa-apa, tapi tidak berusaha menjelaskan," katanya. "Tunjukkan dong spesifikasi detail kontraknya."
Sebelumnya sejumlah lembaga swadaya masyarakat, seperti Imparsial, Kontras, Institute for Defense Security and Peace Studies, Elsam dan Human Rights Working Group mengkaji ulang dan mengevaluasi pembelian enam pesawat Sukhoi dari Rusia. LSM menganggap Kajian ulang ini penting karena ada indikasi kejanggalan dan ketidakwajaran harga serta keterlibatan agen.
Kejanggalan ini dikarenakan Pemerintah menganggarkan US$ 470 juta atau sekitar Rp 4,23 triliun. Padahal harga resmi yang dipublikasikan produsen Sukhoi, Rosoboronexport adalah senilai US$ 60 hingga 70 juta atau sekitar Rp 540 miliar per pesawat. Penggelembungan ini menurutnya bisa jadi karena menggunakan agen, yakni JSC Rosoboronexport Rusia, dengan agen lokal PT Trimarga Rekatama.
Mengenai permasalahan Sukhoi, Adnan mengatakan bahwa dirinya telah diundang untuk menghadiri rapat dengar pendapat oleh komisi 1 dan Menteri pertahanan yang mungkin diadakan hari Senin, 26 Maret 2012. "Kalau nanti Menteri menjelaskannya hanya power point, itu tidak menjawab apa-apa," katanya. Ia meminta pemerintah secara detail menjelaskan tentang segala ihwal pembelian Sukhoi termasuk komponen-komponen pendukung Sukhoi.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berkali-kali telah membantah tudingan harga Sukhoi digelembungkan. Ia juga menampik tuduhan pemerintah tidak melakukan kontrak pembelian melalui perwakilan resmi Rusia, tapi melalui sebuah perusahaan broker.
ANANDA PUTRI