TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I DPR mempermasalahkan pembelian tiga unit kapal tempur jenis Multi Role Light Fregat yang diusulkan TNI Angkatan Laut. Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin, menyatakan bahwa kapal ini ditolak oleh Brunei karena tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan.
"Kenapa kita mau membeli kapal yang ditolak oleh Brunei dan sudah ditawarkan ke Vietnam tetapi ditolak juga," ujarnya dalam rapat kerja Komisi I dengan Wakil Menteri Pertahanan dan jajaran Kepala Staf TNI, Senin 26 Maret 2012.
TB Hasanuddin mengatakan kapal perang jenis MRLF ini awalnya dipesan oleh Brunei Darussalam dari perusahaan pembuat kapal BAE, Inggris. Namun, pemerintah Brunei mencium ada aroma penggelembungan anggaran dalam pengadaan kapal ini. "Dan spesifikasinya diturunkan. Karena itu Sultan Brunei tidak mau membayar," ujarnya.
Namun, BAE memperkarakan Brunei ke Arbitase Internasional pada 2007. Brunei pun terpaksa membayar. "Tapi tidak dipakai, kapal itu dijual ke perusahaan Jerman karena Brunei mau beli kapal dari perusahaan itu," lanjut TB Hasanuddin.
Mantan Sekretaris Militer era Megawati Soekarno Putri ini menambahkan, kapal itu pernah ditawarkan kepada Indonesia beberapa tahun lalu, namun ditolak. Alasannya, "Waktu itu katanya kapal ini kalau dipakai high speed miring, dan meriamnya tidak bisa tepat sasaran," ujarnya.
Protes soal rencana pembelian kapal ini juga disampaikan oleh Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat, Salim Mengga. Ia menyarankan agar TNI AL tak membeli kapal yang diragukan kualitasnya. "Karena kalau Brunei saja menolak, apa kontribusinya nanti untuk pertahanan kita," ujarnya.
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Soeparno, menanggapi cecaran ini dengan dingin. Menurutnya, pembelian ini sendiri masih dalam tahap perencanaan. Ia mengatakan, TNI AL memang memerlukan tambahan armada untuk menjaga wilayah perbatasan laut Indonesia. Soal masalah teknis yang dialami oleh kapal perang ini, ia mempersilakan DPR menyiapkan tim teknis untuk mengetes kapal tersebut. "Kata orang kalau tidak percaya silakan dicoba. Apa benar miring atau tidak," ujarnya.
FEBRIYAN