TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) menandatangani kerja sama dengan Airbus Military selama 18 bulan ke depan. Kerja sama senilai US$ 325 juta ini diharapkan bisa merevitalisasi pabrik pesawat terbang milik negara ini dengan proyek pengembangan bisnis yang spesifik.
“Kami akan mendapatkan transfer teknologi dari Airbus Military,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu, 18 April 2012.
Rencana terdekat kerja sama ini adalah pemesanan sembilan pesawat CN-295. Oktober tahun lalu, kedua perusahaan telah meneken nota kerja sama awal. Adapun penandatanganan hari ini menjelaskan secara detil poin-poin kerja sama yang sudah disepakati.
Rencananya, Bandung--lokasi Dirgantara Indonesia (PT DI)--menjadi lokasi perakitan akhir (final assembling) pesawat Airbus Military CN-295. Perseroan juga akan memproduksi sejumlah komponen pesawat yang berbasis di Spanyol ini. “Nanti, produksi komponen tidak hanya untuk Airbus Military, tetapi juga pesawat Airbus lainnya,” kata Budi.
PT DI dan Airbus Military juga akan mempersiapkan tempat perakitan akhir pesawat yang diperkirakan mulai beroperasi akhir 2013. Selain itu, kerja sama juga meliputi pembuatan pusat perbaikan, termasuk pelayanan logistik, pemeliharaan, dan pelatihan awak pesawat CN-295 serta produk lain di Asia Tenggara. Budi berharap kerja sama ini akan bisa mengembangkan pasar Asia Pasifik.
Menurut Budi, kerja sama ini memastikan semua target rencana revitalisasi PT DI akan tercapai. Selain menjadi lokasi final perakitan, Bandung juga akan menjadi pusat pengiriman pesawat Airbus di kawasan. Dia berharap, dengan skema ini posisi PT DI dan Airbus Military di regional Asia Pasifik akan semakin kuat.
Senior Vice President Commercial, Strategy, and Industrial Relation, Asia Pacific dan Australia, Ignacio Alonso, menyambut baik kerja sama ini. Ignacio menyatakan peresmian ini akan akan menjadi tonggak kerja sama yang lebih luas pada masa mendatang. “Termasuk mencakup pesawat A400M,” ujar Ignacio. Dia berharap dukungan dari Pemerintah Indonesia untuk kerja sama yang lebih baik.
I WAYAN AGUS PURNOMO