Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sumpit, Tradisi Dayak Jadi Olahraga

image-gnews
Perlombaan sumpit digelar pada Pekan Gawai Dayak melibatkan 200 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Kalbar. TEMPO/Aseanty Pahlevy
Perlombaan sumpit digelar pada Pekan Gawai Dayak melibatkan 200 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Kalbar. TEMPO/Aseanty Pahlevy
Iklan

TEMPO.CO, Pontianak– Sumpit, sangat lekat dengan kebudayaan Dayak. Jaman dahulu, sumpit dipergunakan masyarakat suku Dayak untuk berburu dan berperang. Pria dewasa suku Dayak jaman dulu, harus bisa menyumpit dengan tepat. Kepiawaian tersebut dijadikan penanda, seorang pria telat melewati fase remaja.

Perlombaan sumpit, yang digelar pada Pekan Gawai Dayak 20-26 Mei 2012, menjadi ajang melestarikan sumpit kepada generasi muda Dayak. Jaman dan teknologi dikhawatirkan dapat menggerus sumpit dari peradaban.

Leo Dedy Andjioe, adalah inisiator yang membentuk organisasi Persatuan Olahraga Sumpit. Pria yang juga dosen di bidang mesin ini, bahkan telah membawa sumpit ke kancah internasional. Dia mengatakan, jaman dulu masyarakat Dayak Taman, yang mendiami tujuh kecamatan di kabupaten Kapuas Hulu, terkenal piawai menggunakan sumpit.

Sumpitan adalah senjata yang pembuatannya merupakan keterampilan warisan turun temurun dari Tuhan YME, hal ini sebab dimana berdasarkan kepercayaan suku Taman yang penganut paham Polygenesis, bahwa pada saat manusia pertama diciptakan oleh Dewa Pencipta (Sampulo) ke dunia yaitu Bai’ Kunyanyi dan Piang Tina’, mereka diajarkan cara untuk hidup di dunia dengan baik yakni maniang Buat bagi wanita dan maniang Alat bagi pria, dan salah satu Alat yang diajarkan pembuatannya adalah sumpitan.

Dedy, terlahir dari keluarga yang mencintai sumpit, baik dari segi budaya, maupun olahraga. Ibu Dedy, Anna Budi Andjioe, adalah perintis pengembangan olahraga sumpit di Kalimantan Barat, pada tahun 2006, mereka berhasil membentuk Persatuan Olahraga Sumpit. Dedy dan ibunda berdomisili di Singkawang, namun abang dan adiknya, kemudian mengembangkan sumpit di Kota Pontianak dan Kabupaten Bengkayang.

Di Singkawang, Dedy menyatakan tidak ada tempat latihan khusus, hanya sebuah lorong yang memisahkan rumahnya dengan rumah lain menjadi tempat latihan. Beda dengan di Malaysia, sumpit menjadi olahraga elit. “Ada lapangan khusus. Orang-orang kaya di sana berkumpul dan menyumpit bersama di lapangan tersebut setiap akhir pekan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dedy kerap disapa, Pak Pit kependekan dari bapak sumpit. Dedy juga merupakan atlet sumpit andalan Kalbar. Prestasinya antara lain; juara I perseorangan putra pada Kejuaraan Daerah (Kejurda) Sumpit se-Kalimantan Barat 2008. Selain itu, dia meraih juara II beregu putra pada pesta olahraga persahabatan se-Kalimantan (Sukan Borneo) II di Serawak, Malaysia, pada 2007.

Sumpit sendiri, terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah batang sumpitan. Batang sumpitan terbuat dari kayu berbentuk bulatan panjang dengan lubang di dalamnya dengan diameter kayu sekitar 3-3,5 cm serta diameter lubang 1-1,2 cm. Untuk sumpit, kayu yang digunakan dari jenis terpilih seperti kayu Bunyau, Penyau’, Kebaca dan Tapang. Ukuran batang sumpitan bisanya disesuaikan dengan si empunya sumpitan itu sendiri yakni sepanjang satu depa sekitar 1,5-2 meter.

Bagian lainnya adalah, Mata Tombak (bu’bulis) yang terbuat dari besi baja, panjangnya 20-30 cm. Sedangkan bagian berikutnya adalah Besi untuk pengintai sasaran (tajuk pitaa). Tajuk pita terbuat dari besi dan diikatkan pada sisi berlawanan dengan mata tombak dan pada ujungnya menyembul sejajar dengan batang sumpit. Fungsinya sebagai patokan titik fokus sasaran yang akan dituju.

Dalam menyumpit, Dedy mengatakan, harus mempunyai teknik. Cara seseorang memegang sumpit sebelum menyumpit, dapat diketahui orang tersebut atlet atau bukan. Teknik baru yang ditemukan Dedy adalah mengulum laras. Baru dikembangkan empat tahun belakangan ini. Perkembangan sumpit sebagai olahraga cukup menjanjikan. Tahun ini, Kalbar menjadi tuan rumah kejuaran sumpit internasional.

ASEANTY PAHLEVI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

15 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.