TEMPO.CO, Melbourne--Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana bersilaturahmi dengan mahasiswa Indonesia di Melbourne, Australia. Percakapan santai diselingi canda tawa itu berlangsung selama 90 menit di sebuah cafe di kawasan jantung kota.
Belasan mahasiswa nampak antusias melemparkan pertanyaan kepada mantan staf khusus bidang hukum Presiden Yudhoyono itu. Mulai dari tips belajar di luar negeri, hingga masalah-masalah aktual di bidang politik dan hukum di Indonesia. "Kami ingin tahu kondisi politik dan hukum terutama bidang anti korupsi," kata seorang mahasiswa yang hadir dalam pertemuan, Jumat malam, 2 November 2012.
Denny lantas menerangkan sebisa dan sepengetahuannya soal kondisi aktual di Indonesia. Menurutnya, gerakan antikorupsi perlu dukungan dari semua pihak termasuk dari para mahasiswa yang belajar di luar Indonesia. "Saya harap teman-teman bisa jadi contoh mahasiswa yang punya disiplin, dan bersemangat antikorupsi," katanya.
Beberapa pertanyaan yang menggelitik meluncur dari mulut mahasiswa. Salah satunya dari Ramdan, seorang mahasiwa jurusan hukum di Melbourne University bertanya soal dilemanya menjadi seorang PNS yang bersemangat antikorupsi di tengah sistem kerja yang memang sudah sulit dibenahi. Untuk pertanyaan ini Denny menjawab, "usahakan terus jangan pernah menyerah."
Pertanyaan paling menggelitik meluncur dari seorang mahasiswa Hukum Universitas Melbourne, Ahmad Kholil. ia mengkritik Denny yang kini dinilainya sudah tidak kritis seperti saat masih menjadi aktivis antikorupsi. "Saya rasa ada perbedaan yang cukup besar dari sosok bapak saat jadi seorang aktivis dengan sekarang, kenapa berubah pak?"
Pertanyaan Kholil disambut gelak tawa. Denny menjawab, dirinya memang berubah, sebab sekarang ia merupakan pembantu presiden. jadi, tidak lagi berteriak-teriak lewat media mengkritik pemerintah. Namun, ia membantah kalau dirinya diam saja. "Masukan dan kritik sekarang bisa langsung disampaikan kepada presiden, beda caranya saja," kata alumni Universitas Melbourne ini.
Denny kemudian bercerita soal awal mula dirinya diangkat menjadi staf khusus presiden bidang hukum. Mulanya, kata Denny, ia diminta untuk menjadi staf ahli hukum, Hatta Rajasa, namun seiring perkembangan presiden memintanya juga. Kala itu, ia sulit memutuskan, berpuluh kawan dimitai pertimbangannya. "Semakin banyak masukan saya makin ragu," kata Denny yang sempat dilarang istri mengambil posisi itu.
Akhirnya, Denny mendapatkan ketetapan setelah kawan-kawan terdekat seperti Mahfud MD -Ketua Mahkamah Konstitusi, aktivis antikorupsi Saldi Isra juga Teten Masduki mendukungnya. "Terima kasih, pertanyaannya berat-berat," canda Denny mengakhiri pertemuan.
SANDY INDRA PRATAMA (MELBOURNE)