TEMPO.CO, Pamekasan - Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, Jawa Timur, diwarnai aksi pencabutan dukungan 20 orang kiai terhadap Ahmat Syafi'i, calon bupati yang didukung Partai Demokrat.
Pada pemilihan yang akan digelar Januari 2013, anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat itu berpasangan dengan Kholil Asyari. Duet tersebut dikenal dengan sebutan Asri. Ahmat sendiri sebelumnya sudah pernah menjabat bupati, yakni sebelum dia masuk ke Senayan.
Juru bicara para kiai yang mencabut dukungan, K.H. Nasiruddin, mengatakan mundurnya 20 kiai tersebut tidak main-main. Pengasuh Pondok Pesantren Sekor Anom, Kecamatan Pagantenan, itu menjelaskan kalau dukungan ke-20 kiai itulah yang dulu membuat Ahmat terpilih sebagai bupati pada 2008 dan naik menjadi anggota DPR pada Pemilu 2009.
"Kami menarik dukungan karena Ahmat Syafi'i ingkar janji. Dia tidak amanah," kata Nasiruddin. Sebelum mencalonkan diri jadi anggota DPR dan melepas kursi bupati, kata Nasiruddin, Ahmat pernah berjanji tak akan maju Pilkada Pamekasan. Janji itu sekarang dilanggarnya sendiri.
Para kiai yang mencabut dukungan, di antaranya KH. Muafa Asyari, KH. Muzammil Bicorong, KH. Abd Hamid Mannan, KH. Qoyyim Karang Manggis, KH. Wasik Amsa Taman Sari, KH. Hasyim Rofii Sumber Anom, KH. Mudarris Batubintang, KH. Taufiqurrahman dari Sumber Anom, KH. Attoriq Lawangan Daya.
Menurut Nasiruddin, pada Pilkada Januari 2013 mendatang, para kiai tersebut mengalihkan dukungannya kepada calon inkumben, KH Khoililurrahman.
MUSTHOFA BISRI