Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunungan Setengah Ton Ludes dalam Lima Menit

image-gnews
Sejumlah Gunungan Grebeg dibawa dalam Upacara Grebeg untuk menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Gedhe Kauman, Yogyakarta, (24/1). Upacara Grebeg adalah simbol komunikasi kultural raja dan rakyatnya. TEMPO/Subekti
Sejumlah Gunungan Grebeg dibawa dalam Upacara Grebeg untuk menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Gedhe Kauman, Yogyakarta, (24/1). Upacara Grebeg adalah simbol komunikasi kultural raja dan rakyatnya. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebuah gunungan hasil bumi yang diarak dalam peringatan Grebeg Maulid dari Keraton Yogyakarta menuju kompleks Kepatihan dalam waktu lima menit ludes diserbu ribuan warga, Kamis, 24 Januari 2013. Gunungan jenis Kakung yang sudah didoakan para abdi dalem dan diberikan secara simbolis bagi jajaran pegawai negeri sipil Yogyakarta itu langsung diserbu begitu diarak ke Kepatihan.

"Padahal beratnya setengah ton lebih. Berat sekali membawanya," kata Ponimin, 34 tahun, koordinator abdi dalem Keraton dari Paguyuban Nolokaryo Sleman, kepada Tempo. Gunungan itu memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan diameter 1,5 meter. Isinya berbagai hasil bumi, seperti kacang panjang, telur asin, kentang, dan wortel.

Setiap tahun, kabupaten/kota DIY bergiliran mendapat jatah membawa gunungan grebeg. Pada Paguyuban Nolokaryo Sleman tahun ini ditunjuk Keraton Yogyakarta sebagai pembawa tujuh gunungan yang dikeluarkan dalam peringatan Grebeg Maulud. Beratnya rata-rata hampir sama.

Ponimin mengatakan, untuk mengarak satu gunungan Kakung ke Kepatihan saja, butuh 52 orang karena beratnya. Terlebih jarak yang ditempuh dari keraton ke kepatihan lumayan jauh, sekitar 1 kilometer. "Kami bergantian membawanya menjadi empat sif, setiap jalan sekitar 250 meter, ganti orang bertahap tanpa perlu meletakkan gunungan," kata dia.

Satu tim pembawa gunungan ini terdiri dari 16 orang. Yang lain berada di sekitar sambil berjaga-jaga untuk menggantikan anggota yang tak kuat menahan beban. "Untung tidak ada yang tak kuat," kata abdi yang kesehariannya berprofesi sebagai sopir truk lintas provinsi ini. Untuk membawa gunungan itu, Ponimin mengaku tidak ada abdi dalem yang dibayar. Hanya uang transportasi masing-masing Rp 10 ribu. "Niatnya memang ikhlas. Kalau tidak rela enggak usah jadi abdi dalem," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gunungan Kakung yang dibawa ada tiga buah, diarak ke Masjid Gedhe, Kadipaten Pakualaman, dan Kepatihan. Pemberian gunungan ke Kepatihan sebagai pesan agar PNS mampu menjadi abdi yang melayani dengan sebenarnya bagi masyarakat.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretaris DIY, Sarjuni, mengatakan Grebeg Maulud ini sebagai syukuran tahun pertama disahkannya Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Karena itu, acara dibuat berbeda dengan tahun sebelumnya. "Para PNS diwajibkan masuk kerja dan berpakaian Jawa," kata dia.

Sejumlah pejabat didapuk menerima gunungan dan mengambil hasil bumi pertama di Kepatihan ini. Dimulai dari Sekretaris Daerah DIY Ichsanuri, dilanjutkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Tavip Agus Rayanto, dan pejabat lainnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

45 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.