TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswa 15 tahun berhasil menciptakan tes baru berbiaya rendah yang dapat mendeteksi tahap awal bentuk mematikan kanker pankreas. Kanker jenis inilah yang menewaskan pendiri perusahaan perangkat elektronik Apple, Steve Jobs. Penemuan ini diklaim bisa menyelamatkan jutaan nyawa.
Jack Andraka dari Crownsville, Maryland mengembangkan tes dip-stick sederhana untuk level mesothelin, yaitu tanda biologi untuk pankreas stadium kanker dini yang ditemukan dalam darah dan urine. Tes ini menjanjikan revolusi pengobatan penyakit yang sampai saat ini membunuh 19 dari 20 penderita setelah lima tahun ini. Penyakit ini jadi mematikan karena begitu sulit mendeteksinya sebelum sampai tahap akhir.
Penemuan Jack membuat pasien kini bisa memiliki metode sederhana untuk mendeteksi kanker pankreas sebelum menjadi invasif. Bulan lalu, dia memenangi beasiswa Intel Science Fair dan dianugerahi hadiah utama sebesar US$ 75 ribu.
Metode tes yang ditemukan Jack telah terbukti menjadi 28 kali lebih cepat, 28 kali lebih murah, dan 100 kali lebih sensitif dibandingkan dengan tes saat ini. Tes ini bekerja dengan cara yang mirip dengan strip tes diabetes. Strip kertas digunakan untuk mengetes setetes darah untuk menentukan apakah pasien memperlihatkan tanda mesothelin itu. Tes ini diklaim 90 persen akurat, praktis, dan hanya berbiaya 3 persen dari tes yang berlaku saat ini.
Ternyata, tes sederhana itu juga dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium dan kanker paru-paru. "Apa yang menarik tentang tes sederhana ini adalah penerapannya untuk penyakit lain. Misalnya bentuk lain kanker seperti TBC, HIV, kontaminan lingkungan seperti E. coli dan salmonella," kata Jack.
Jack mengawali penemuan tes ini setelah seorang teman keluarganya meninggal akibat kanker pankreas. Ia diam-diam membaca artikel jurnal tentang nanotube karbon dalam pelajaran biologi dan mendapatkan ide itu dari sana.
Ide Jack sempat ditolak oleh 197 ilmuwan sebelum Dr Anirban Maitra, seorang profesor patologi dan onkologi di Universitas Johns Hopkins, setuju untuk memberinya ruang laboratorium dan membimbingnya melalui proses pengembangan tes.
Untuk menciptakan tes itu, Jack mencampurkan mesothelin yang dimiliki manusia dengan antibodi spesifik dengan nanotube karbon dinding tunggal. Ini digunakan untuk produk strip kertas tersebut.
Nanotube membuat kertas bersifat konduktif. Ketika mesothelin dibubuhkan maka akan mengikat biomarker lalu memperbesar, menyebarkan nanotube dan mengubah sifat listrik pada strip. Kehadiran mesothelin yang berlebih, antibodi yang lebih banyak mengikat dan tumbuh dengan lemahnya sinyal listrik, akan memungkinkan para ilmuwan secara akurat mengukur tingkat biomarker.
DAILY MAIL | ISMI WAHID
Berita Terpopuler Lainnya:
Mengapa Manusia dan Hewan Senang Dibelai?
Ilmuwan Prediksi Lumpur Lapindo Berkurang di 2017
ITB Gelar Kompetisi Teknologi Mfest
Blackberry Baru Mirip iPhone?
ZTE V81 Siap Saingi iPad Mini