TEMPO.CO, Bekasi- Musibah banjir masih mengancam Kota Bekasi hingga beberapa pekan ke depan. Data pemerintah daerah menyebutkan, ada 15 titik rawan banjir di sepanjang Kali Bekasi dari hulu sampai hilir.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan ke-titik yang rawan jebol terletak di dekat sejumlah kompleks perumahan. Pada saat banjir kemarin malam yang melanda Perumahan Pondokgede Permai, Jatisari, Jatiasih, dan menenggelamkan 1.300 rumah, ada dua lokasi tanggul jebol.
Baca Juga:
Panjang masing-masing tanggul jebol sekitar 6 meter, yang posisinya tidak jauh dari lokasi tanggul jebol dua pekan lalu sepanjang 25 meter. Tanggul pertama terletak di dekat pintu air Kali Bekasi, dan satunya lagi dekat jembatan Cipendawa atau tak jauh dari pintu masuk Pondokgede Permai.
Tanggul jebol, kata Rahmat, bukan karena tekanan air dari arah sungai tetapi tekanan air yang terlampau besar dari dalam perumahan setelah kawasan hunian tersebut tak lagi mampu menampung air luapan.
Kondisi tanggul yang masih berdiri di dekat lokasi jebol sangat rawan karena terlihat adanya keretakan sepanjang 10 meter. "Kalau tidak segera diperbaiki bisa ambruk," kata Rahmat, di lokasi banjir, Selasa, 5 Februari 2013.
Tanggul jebol lainnya di belakang Perumahan Pondok Mitra Lestari, Jatiasih, Kota Bekasi. Namun efek banjir di lokasi itu tidak separah Pondokgede Permai, yang mencapai ketinggian hingga 5 meter. "Adapun belasan lokasi lain harus diwaspadai," katanya.
Lokasi rawan itu membentang dari Kecamatan Jatiasih hingga Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara. "Di Teluk Pucung ada satu RT terendam," kata dia. Namun, upaya perbaikan tanggul tidak serta-merta bisa dilaksanakan. Pemerintah Kota Bekasi belum bisa bekerja maksimal karena anggaran daerah belum bisa diserap karena masih diproses Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pengajuan dana tanggap bencana ke DPRD Kota Bekasi sebesar Rp 7 miliar juga belum direspons, dengan dalih masih dalam pembahasan di Komisi B dan pimpinan Dewan. Dalam rapat evaluasi penanggulangan banjir di tenpa pengungsian siang tadi, Rahmat memerintahkan stafnya agar mengantarkan langsung surat permohonan pencairan dana ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. "Kalau perlu di antar langsung agar persetujuan cepat," katanya.
Banjir terjadi Senin 4 Februari 2013, mulai pukul 20.00 WIB di mana ketinggian air naik menjadi 450 sentimeter, dan pada pukul 24.00 WIB naik pada ketinggian 600 sentimeter.
Tanggul jebol diperkiran di atas pukul 24.00 WIB, setelah air memenuhi kawasan perumahan Pondokgede Permai.
Kepala Dinas Binamarga dan Tata Air Kota Bekasi Momon Sulaeman mengatakan, biaya perbaikan satu baru yang jebol sekitar Rp 1,5 miliar. "Perbaikan menjadi tanggungjawab Pemerintah Kota Bekasi," kata dia.
Rencana teknis perbaikan tanggul agar kuat menahan air Kali Bekasi, pemerintah akan membangun borefile atau paku beton sepanjang tepian kali, lalu bagian dalamnya dipasangi bronjong berisi batu. Selain karena tanggul jebol, luapan air Kali Bekasi terjadi karena endapan lumpur di badan sunga terlalu tinggi hampir mencapai tepian.
Menurut Momon, pemerintah Pusat yang memiliki kewenangan terhadap kegiatan normalisasi Kali Bekasi tidak pernah melakukan pengerukan. Biaya normalisasi diperkirakan mencapai Rp 50 miliar. "Itu kewajiban Pusat, sampai saat ini belum pernah melakukan aktivitas apapun di Kali Bekasi," katanya.
Hingga siang ini, banjir mulai menyusut pada ketinggian kurang dari satu meter. Sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing, karena khawatir barang berharga mereka dijarah.
Halimah, seorang warga Pondokgede Permai, mengatakan meski air nyaris menenggelamkan rumah mereka tetapi harus ada anggota keluarga yang menunggu. "Satu atau dua orang tetap di rumah, yang lainnya bisa mengungsi," katanya.
Dari pantauan Tempo, warga yang memilih bertahan di lantai dua dan atap rumah berharap mendapatkan bantuan makanan dan minuman yang dibawa petugas SAR menggunakan perahu karet.
Dandim 0507 Bekasi Letnan Kolonel Aditya Nindra Pasha mengatakan ada 200 personel TNI yang diterjunkan mengevakuasi dan memberikan bantuan kepada warga korban banjir. "Kami juga membawa kelengkapan tiga perahu karet," katanya.
Sementara personel dari Polri sebanyak 90 personel dari Polres Metropolitan Bekasi, satu pleton Brimob, dan satu pleton personel Polda Metro Jaya.
HAMLUDDIN