TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengancam akan menghentikan pembangunan Pasar Turi Baru. Hal itu ditegaskan Risma setelah mengetahui adanya ketidaksesuaian antara perencanaan dalam gambar denah dan pembangunan yang sedang dilakukan. Padahal, perencanaan tersebut sudah disepakati oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan pihak investor.
Keketidaksesuaian itu ditemukan Risma, Kamis, 28 Maret 2013, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan pembangunan kembali Pasar Turi setelah mengkrak akibat kebakaran sejak 2007. Sidak dilakukan setelah Risma mendapatkan laporan adanya perubahan pembangunan Pasar Turi yang dilakukan investor.
Di lokasi pembangunan, Risma mengecek seluruh bagian pembangunan, termasuk menghitung jumlah tiang beton. Risma berjalan ke sana kemari meski harus melewati genangan air. Merasa tidak puas dengan hanya mengamati pembangunan yang baru terealisasi 20 persen itu, Risma mencermati gambar denah.
Karena tidak ada meja, gambar denah dibeber di tanah. Sejumlah pejabat yang menyertai sidak juga diminta memelototi gambar denah. Saat itulah Risma mengetahui adanya penyimpangan. "Bongkar ini. Kalau sampai dalam seminggu tidak dibongkar, pembangunan akan dihentikan," kata Risma dengan nada tinggi.
Risma kemudian meminta pelaksana tugas Kepala Bagian Bina Program Pemerintah Kota Surabaya Erick Cahyadi, dan Kepala Dinas Cipta Karta dan Tata Ruang Agus Imam Sonhaji, untuk mengecek perubahan pembangunan yang tidak sesuai kesepakatan. Risma mengatakan, karena terjadi pelanggaran terhadap pembangunan, hitung-hitungan anggarannya juga akan berubah. "Ini menyamgkut integritas Pemkot Surabaya," ujar Risma.
Risma mengingatkan bahwa para pedagang Pasar Turi telah menderita selama enam tahun karena tidak bisa berdagang sejak kebakaran terjadi.
Agus Imam Sonhaji mengatakan akan meneliti bagian mana saja dari bangunan yang harus dibongkar sehingga Agus belum bisa memerincinya. "Pada intinya, kalau tidak sesuai, ya, harus disesuaikan," ucapnya.
Manajer proyek pembangunan Pasar Turi, Condro, belum bisa memberi komentar. Condro pun tidak bisa berkomentar apa pun ketika Risma menemukan penyimpangan.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Turi Mochamad Taufik mengatakan pembangunan Pasar Turi harus sesai dengan kesepakatan. Apalagi sudah dilakukan pengundian stan kepada para pedagang yang dilakukan di hadapan notaris, juga disaksikan pejabat Pemkot Surabaya dan pihak investor.
Menurut Taufik, perubahan pembangunan terjadi ketika konsorsium investor yang terdiri dari Central Asia Investmen, Lusinda Megah Sejahtera, dan Gala Bumi Perkasa, berbeda sikap yang mengakibatkan pecah kongsi. ”Central Asia Investmen dan Lusinda Megah Sejahtera tidak menghendaki perubahan, sedangkan Gala Bumi Perkasa ngeyel ingin mengubahnya," tuturnya.
DAVID PRIYASIDHARTA