Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Adik Obama Nostalgia Gudeg dan Pecel di Yogya

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Maya Soetoro, saudara perempuan presiden Barack Obama, membaca buku karyanya yang berjudul
Maya Soetoro, saudara perempuan presiden Barack Obama, membaca buku karyanya yang berjudul "Ladder to the Moon," di New York (13/4). AP/Bebeto Matthews
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta- Adik tiri Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Maya Soetoro NG mengaku teringat kembali nostalgia masa kanak-kanaknya saat berkunjung ke Yogyakarta sejak akhir pekan kemarin. Kota Yogyakarta bagi dia menyimpan kenangan tak terlupakan.

"Assalamualaikum, matur nuwun. Sudah 23 tahun saya tak pernah berkunjung ke Yogyakarta," kata dia membuka pembicaraan ketika menyampaikan kuliah umum "Education for Peace" di Gedung Kahar Muzakir, Universitas Islam Indonesia pada Senin, 10 Juni 2013.

Maya sempat tinggal di Kota Yogyakarta bersama ibunya, Ann Dunham, ketika berusia tujuh hingga sembilan tahun. Putri dari pasangan Lolo Soetoro dan Ann Dunham tersebut mengatakan saat itu keluarganya tinggal di kawasan sekitar Pasar Ngasem. " "Saya sering keluar masuk ngasem dan main bulu tangkis di taman sari," kata perempuan kelahiran 15 Agustus 2010 itu.

Saat itu, kata Maya, ia suka berkeliling Pasar Ngasem dan melihat aktivitas pedagang burung, penjual jamu hingga perajin batik. Ia mengaku gemar menikmati hidangan gudeg dan pecel yang dijual sejumlah warung makan di sekitar pasar yang tak jauh dari Kraton Yogyakarta itu. "Dulu ibu-ibu di Ngasem suka mencubit pipi saya yang tembem. Gemes kata mereka," ujar Maya mengenang.

Kata Maya ia sempat menyambangi salah satu warung langganannya di sekitar Pasar Ngasem begitu sampai di Yogyakarta. "Ternyata ibu-ibu di sana belum lupa dengan saya. Kata mereka saya tetap tembem," ujar dia bercanda.

Namun, bagi Maya, daya tarik Yogyakarta bukan sekadar lingkungan dan makanan. Kata Maya di Yogyakarta ada suasana hubungan sosial harmonis yang melampaui prinsip toleransi. "Perbedaan agama sama sekali tidak mengubah hubungan akrab antar keluarga," kata pakar pendidikan perdamaian di sekolah dan pengajar Universitas Hawai, Manoa itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia ingat semasa kecil pernah berkunjung ke rumah kerabat keluarganya di Yogyakarta. Dia melihat di dalam rumah ada mushola dan juga simbol agama Hindu. "Di Yogyakarta kita bisa bicara Lakum Dinukum Waliyadin (Bagimu agamamu, bagiku agamaku)," ujar perempuan beragama Budha ini.

Ungkapan kesan Maya terhadap Yogyakarta itu ia katakan dalam kalimat bahasa Indonesia belasan menit. Dia lalu melanjutkan presentasi kuliah umumnya dengan kalimat bahasa Inggris. "Saya sudah berkeringat kalau bicara bahasa Indonesia beberapa menit saja. Sebenarnya, saya ingin sekali bisa bicara bahasa Jawa juga," kata dia.

Saat membuka kuliah umum itu, Rektor UII, Edy Suandi Hamid sudah mengatakan Maya bersedia menyampaikan sebagian presentasinya dengan Bahasa Indonesia. Kata Edy rombongan Maya dan pimpinan Universitas Hawaii, Manoa juga berniat menyambangi kompleks Candi Kimpulan yang berada di tengah-tengah lokasi kampus UII Terpadu. "Sejumlah kerja sama juga akan dibicarakan," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM




Baca Juga:
Taufiq Kiemas dan Kacamata Budiman Sudjatmiko

Jokowi 'Diam' Melayat ke Rumah Duka Taufiq Kiemas 

Pemukul Pramugari Tidak Dikenakan UU Penerbangan

Perjalanan Politik Taufiq Kiemas

Mega Tunjuk Sulungnya Beri Sambutan untuk Kiemas

Ini Dia Anak Alay yang Ada di Dahsyat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

21 jam lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

41 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

45 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.