TEMPO.CO, Lampung - Brand Manager PT Nescafe Indonesia, Michael Suwito, mengatakan target pasar Nescafe saat ini ialah 10 persen dari jumlah seluruh konsumen kopi di Indonesia. "Sebagian besarnya anak muda," ujar dia kepada Tempo kemarin, Rabu, 26 Juni 2013, di perkebunan kopi milik petani Lampung, di Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Menurutnya, memang Nescafe itu diciptakan untuk para kaum muda yang masih enerjik dan bersemangat. Meski demikian, banyak juga yang suka minum Nescafe dari kalangan umum 40-60 tahun. "Jumlahnya memang tidak sebanyak kaum muda," katanya.
Micahel menambahkan, Nescafe telah memiliki 300 distributor resmi yang tersebar di seluruh Indonesia. Distributor tersebut, tidak hanya bekerja untuk kota-kota besar, tapi juga di pelosok seperti daerah pegunungan. "Kami tidak ingin memusatkan pemasaran hanya di satu daerah saja," kata dia.
Berkaitan dengan program diversifikasi kopi olahan, Direktur PT Nestle Indonesia, R. Wisman Djaja, mengatakan sudah sejak lama Nescafe menjalankan program tersebut sejak lama. "Varian Nescafe yang kami buat adalah salah satu buktinya," ujar dia di tempat yang sama.
Dia mengklaim varian-varian yang Nescafe ciptakan, seperti Nescafe Gold dan Nescafe Coffe Mix, akan mendorong peningkatan konsumsi kopi olahan. Wisman menyatakan, memang diversifikasi sangat penting guna memberikan pilihan bagi konsumen. "Jadi tidak hanya kopi hitam saja," ucapnya.
Sebelumnya, pada Selasa, 25 Juni 2013, Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat mengatakan, upaya pengembangan diversifikasi produk kopi olahan memiliki arti penting dalam upaya meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri. "Ini juga bermanfaat bagi berkembangnya usaha kedai kopi yang sedang naik," ucapnya di kantor Kementerian
Perindustrian.
Hidayat menyatakan, diversifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri menjadi 6 kilogram per kapita per tahunnya. Sebelumnya, Indonesia hanya baru memiliki rata-rata konsumsi 1,2 kilogram per kapita per tahunnya. "Masih jauh dari Amerika Serikat yang mengosumsi 4,3 kilogram per tahunnya," ucapnya.
Diversifikasi tersebut, menurut Hidayat, dapat berupa kopi sangrai, kopi instan, dan decaffeinated coffe. Atau juga dapat berupa produk perawatan kecantikan (lulur kopi), farmasi, essen makanan, dan kemasan produk. "Masih banyak lagi jenisnya," ucap dia.
AMRI MAHBUB
Topik terhangat:
Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Persija vs Persib | Penyaluran BLSM
Berita Terkait
Industri Kopi Naik Lantaran Gaya Hidup Naik
Harga Naik, Tiga Komoditas Ini Akan Diimpor
Nasib Gas untuk Petrokimia Gresik Ditentukan Juli
Sempat Bermasalah, Ekspor Rumput Laut Sudah Aman