TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 250 ton timah dengan nilai ekspor US$ 5,5 juta telah dikapalkan melalui Pelabuhan Muntok, Provinsi Bangka Belitung, kemarin. Kepala Biro Analisis Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Mardjoko, yang menyaksikan langsung dua pengapalan perdana tersebut, menyebutkan bahwa proses jual-beli timah melalui bursa nasional sejauh ini berjalan cukup baik.
Hasil produksi PT Timah itu akan dikapalkan ke negara tujuan, antara lain Jepang, Cina, dan Singapura. Pengiriman tersebut merupakan yang kedua sejak perdagangan timah hanya dibuka melalui bursa nasional.
Sebelumnya, pada Sabtu pekan lalu, telah dilakukan pengapalan ekspor timah hasil transaksi perdana melalui Bursa Komoditas Derivatif Indonesia (BKDI). Sebanyak 150 ton senilai US$ 3,4 juta saat itu dikirim melalui pelabuhan Pangkalan Balam, Provinsi Bangka Belitung. Adapun negara tujuan ekspornya yaitu Belanda, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.
Lebih jauh Mardjoko menyatakan, prinsip perdagangan melalui bursa adalah perdagangan bebas dan adil, yang semua pihak, baik penjual maupun pembeli, bebas bertransaksi tanpa ada pembatasan. "Transaksi juga dapat dilakukan secara multilateral, di mana banyak penjual dan pembeli, sehingga tidak ada pihak yang melakukan praktek monopoli," ujarnya, Kamis, 26 September 2013.
Perdagangan timah oleh bursa berjangka ini diklaim lebih aman, karena didukung oleh Lembaga Kliring Timah sebagai lembaga penjaminan dan penyelesaian transaksi timah. Selain itu, Lembaga Kliring Timah, Kelembagaan Pergudangan (PT BGR), dan Lembaga Surveyor (PT Sucofindo dan Surveyor Indonesia) juga membantu memastikan bahwa timah yang disimpan dan diperdagangkan telah sesuai dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan dalam kontrak fisik timah.
Sejak diluncurkan oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan pada tanggal 30 Agustus 2013, harga timah batangan saat ini telah mengalami kenaikan sebesar 7,3 persen. Perhitungan kenaikan ini berdasarkan harga per 20 September 2013 yang mencapai US$ 23.195 per ton, dibandingkan dengan harga saat peluncuran per 30 Agustus 2013 sebesar US$ 21.51 per ton.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
Lurah Susan Didemo, Grace Tiaramudi Dipuji Warga
Jokowi: Lurah Susan Tak Akan Dipindah
Temui Warga, Lurah Susan: Ada Satu Poin Penting
Ini Pengakuan Tersangka Penyekap Penjual Kopi
Biaya Rumah Sakit Dul Tak Dibayar Asuransi