Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Fakta tentang Kusta  

image-gnews
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi berbincang dengan pasien penderita kusta saat di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi berbincang dengan pasien penderita kusta saat di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kusta Dunia yang jatuh pada 27 Januari lalu mengingatkan kita untuk terus meningkatkan kesadaran akan penyakit yang menyerang sistem saraf ini. Meski penderita kusta sering kali dipandang sebelah mata dan dijauhi, nyatanya, penyakit kusta tidaklah semenakutkan yang dibayangkan. Berikut ini 10 fakta tentang kusta yang perlu Anda ketahui, seperti dikutip dari Health India.

1. India, negara penderita kusta terbanyak di dunia
Di dunia ini ada 58 persen penderita kusta. Jumlah pasien perempuan lebih mendominasi daripada pasien laki-laki. Dan, ada sekitar 13 ribu anak India menderita kusta.

2. Kusta merupakan salah satu penyakit tertua di dunia
Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 sebelum Masehi. Kusta menjadi penyakit yang memunculkan stigma paling buruk di masyarakat.

3. Kusta disebabkan oleh bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yang dikenal sebagai Mycobacterium leprae. Gejala yang paling umum adalah terjadinya bercak pucat pada kulit tanpa sensitivitas.

4. Tidak mudah menular
Kusta diyakini ditularkan melalui tetesan dari hidung dan mulut. Tidak seperti penyakit lain yang mudah menyebar, kusta akan menular jika terjadi kontak yang berulang dalam jangka waktu yang lama dengan pasien yang terinfeksi. Kusta akan menyebar jika orang yang terinfeksi tidak segera minum obat. Namun jika ia langsung mendapat pengobatan, jumlah bakteri kusta akan langsung berkurang secara signifikan.

5. Sebagian besar orang kebal terhadap bakteri kusta
Menurut penelitian, sekitar 95 persen manusia sebenarnya kebal terhadap bakteri ini. Hanya saja, kadang deteksi dini cenderung terlambat, sehingga kusta cepat menyebar.

6. Gejala yang unik untuk setiap jenis kusta
Gejala penyakit kusta yang paling umum adalah adanya bercak di kulit, baik yang sensitif terhadap sentuhan maupun tidak. Tanda klasik ialah becak tak berambut atau berkeringan dan tidak akan merasakan apa pun, termasuk panas atau dingin. Menurut WHO, kondisi ini diklasifikasikan menjadi paucibacillary--jika tidak ada bakteri yang terdeteksi di bercak kulit dan multibasiler. Ada lebih dari lima bercak yang positif berbakteri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

7. Kusta mudah dideteksi
Diagnosis kusta cukup sederhana. Dokter akan dengan mudah mengetahuinya tanpa harus menjalankan serangkaian tes. Menurut WHO, jika seseorang mengunjungi dokter di daerah endemik dengan gejala klasik kusta, ia harus dianggap sebagai penderita penyakit tersebut. Jika memang diperlukan, barulah dokter akan mengambil sampel kulit untuk diuji. Namun ini jarang terjadi.

8. Kusta dapat disembuhkan dan pengobatannya gratis
Kusta dapat disembuhkan dengan multidrug therapy (MDT). WHO sudah menggratiskan obat ini. MDT adalah kombinasi dari tiga obat, yaitu clofazimine, rifampisin, dan dapson. Terapi obat ini setidaknya berlangsung selama 6-24 bulan.

9. Kusta yang tidak diobati dapat menyebabkan cacat parah
Jika dibiarkan tidak diobati, kusta dapat menyebabkan jari tangan dan kaki rusak. Jari-jari akan menekuk ke dalam. Kusta juga akan memengaruhi kondisi mata, sehingga sulit bagi pasien untuk berkedip, dan bakhan bisa menyebabkan kebutaan. Penyakit yang juga dikenal dengan nama hansen ini juga dapat menyebabkan borok permanen. Infeksi sering terjadi di bagian tangan dan kaki yang terluka. Penderita kusta juga akan mengabaikan memar dan luka bakar karena orang tersebut tidak merasakan sakit.

10. Diagnosis dini adalah kunci untuk menghindari cacat
Diagnosis dini dan pengobatan dengan MDT akan mencegah cacat permanen, dengan menyembuhkan penyakit sebelum menyebabkan cacat. Intinya, semakin cepat terdeteksi, penyakit ini akan segera hilang.

ANINGTIAS JATMIKA | HEALTH INDIA


Berita Lainnya


Jazuli Laporkan Mahfud Md. ke Mabes Polri
Rizal Ramli: SBY Pernah Ngemis ke Saya 
PKS Soal Jokowi: Populer Enggak Dicalonin, Ngapain ? 
Daftar 14 Kendaraan Adik Ratu Atut yang Disita KPK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kaji Program Nihil Kusta 2030 di Indonesia, Guru Besar FKUI Sri Linuwih Dikukuhkan

20 hari lalu

Profesor Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi menyampaikan pidato dalam pengukuhan Guru Besar dalam bidang Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran UI, pada Rabu, 6 Maret 2024, di Aula IMERI, Kampus UI Salemba. Dok. Humas UI
Kaji Program Nihil Kusta 2030 di Indonesia, Guru Besar FKUI Sri Linuwih Dikukuhkan

Sri dikukuhkan sebagai guru besar setelah menyampaikan orasi ilmiah.


Kemenkes: Penyakit Tropis Terabaikan Masih Menjangkiti 1 Juta Penduduk Indonesia

22 hari lalu

Penyandang kusta yang telah diamputasi kakinya ikut melakukan pencoblosan pemilihan umum Walikota dan Wakil Walikota Tangerang di kawasan Sitanala, Tangerang, Banten, (31/8). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Kemenkes: Penyakit Tropis Terabaikan Masih Menjangkiti 1 Juta Penduduk Indonesia

Penyakit tropis adalah salah satu bentuk penyakit yang sering terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis.


Perubahan Warna Kulit Bisa Jadi Gejala Kusta, Simak Saran Dermatolog

57 hari lalu

Dokter memeriksa pasien penderita kusta saat di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perubahan Warna Kulit Bisa Jadi Gejala Kusta, Simak Saran Dermatolog

Dermatolog meminta masyarakat mewaspadai perubahan warna kulit di tubuh karena bisa jadi gejala penyakit lepra atau kusta.


Cara Bedakan Bercak Panu dan Kusta pada Kulit

58 hari lalu

Penderita kusta di Grati Kabupaten Pasuruan melakukan perawatan diri untuk mencegah cacat tubuh, Kamis (27/10). TEMPO/Eko Widianto
Cara Bedakan Bercak Panu dan Kusta pada Kulit

Dermatolog mengungkapkan cara membedakan bercak panu dan lepra atau penyakit kusta pada kulit secara sederhana. Ini yang perlu diperhatikan.


Kusta Bisa Sebabkan Kecacatan, Dokter Bagi Saran Pengobatan

15 September 2023

Chairman Nippon Foundation yang juga Duta WHO untuk Eliminasi Kusta, Yohei Sasakawa berbincang dengan penderita kusta saat berkunjung dalam peringatan Hari Kusta Sedunia di RS Sumber Glagah, Desa Tanjung Kenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 15 Maret 2016. Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa setiap tahun diketemukan 15.000 penderita kusta baru di Indonesia. TEMPO/Ishomuddin
Kusta Bisa Sebabkan Kecacatan, Dokter Bagi Saran Pengobatan

Pakar mengatakan kusta yang tak tertangani sejak dini bisa menyebabkan kecacatan macam kerusakan kulit dan jari-jari yang memendek.


Cara Bedakan Penyakit Kusta dengan Panu

14 September 2023

Seorang pasien penderita kusta duduk di dalam kamar perawatan di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). Badan Kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) menyatakaan  Indonesia menduduki peringkat ketiga penyumbang penyakit kusta di Dunia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Cara Bedakan Penyakit Kusta dengan Panu

Dokter kulit mengungkapkan perbedaan bercak putih panu dengan kusta. Berikut di antaranya.


Indonesia Hadapi Double Burden of Disease, Termasuk Frambusia, Apakah Penyakit Ini?

26 Februari 2023

Ilustrasi pria sedang diperiksa dokter. Shutterstock
Indonesia Hadapi Double Burden of Disease, Termasuk Frambusia, Apakah Penyakit Ini?

Indonesia menghadapi double burden of disease, apa artinya? Termasuk frambusia, apa pula penyakt ini?


Pengobatan Ini Diharap Bisa Memutus Rantai Penularan Kusta

31 Januari 2023

Seorang pasien penderita kusta duduk di dalam kamar perawatan di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). Badan Kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) menyatakaan  Indonesia menduduki peringkat ketiga penyumbang penyakit kusta di Dunia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Pengobatan Ini Diharap Bisa Memutus Rantai Penularan Kusta

Dokter kulit mengatakan pengobatan melalui Multi Drug Treatment (MDT) dapat membantu memutus rantai penularan penyakit kusta di masyarakat.


Perlunya Deteksi Dini Penyakit Kusta untuk Cegah Kecacatan

30 Januari 2023

Chairman Nippon Foundation yang juga Duta WHO untuk Eliminasi Kusta, Yohei Sasakawa membasuh kaki penderita kusta di RS Sumber Glagah, Desa Tanjung Kenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 15 Maret 2016. Kunjungannya ini dalam rangka peringatan Hari Kusta Sedunia. TEMPO/Ishomuddin
Perlunya Deteksi Dini Penyakit Kusta untuk Cegah Kecacatan

Kemenkes mengatakan pentingnya deteksi dini dalam menangani penyakit kusta di Indonesia untuk menekan angka disabilitas.


Asal-usul Hari Kusta Sedunia dan Mengenali Tema Peringatan Tahun 2023

29 Januari 2023

Kusta
Asal-usul Hari Kusta Sedunia dan Mengenali Tema Peringatan Tahun 2023

Hari Kusta Sedunia diperingati setiap tahun pada Minggu terakhir Januari. Hari Minggu tahun ini pada 29 Januari 2023.