Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Enam Material dalam Ketukangan di Indonesia  

image-gnews
Gedung Aula Barat di lingkungan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). TEMPO/ A. Andrian
Gedung Aula Barat di lingkungan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). TEMPO/ A. Andrian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Enam material yang berkaitan dengan pendekatan ketukangan dalam sejarah 100 tahun arsitektur di Indonesia adalah kayu, batu, bata, beton, metal, dan bambu. Pada era Soekarno, material dari beton dan baja banyak dipakai. Perhatikan Masjid Istiqlal yang banyak menggunakan beton dan baja.

Lalu ada struktur Gedung Aula Barat Institut Teknologi Bandung yang dirancang Henry Maclaine Pont asal Belanda. Bangunan ini memakai kayu lapis untuk struktur atap yang bergaya campuran rumah tradisional Jawa Barat dan Sumatera Barat.

Menurut Setiandi Sopandi, tim kurator Venice Biennale Arsitektur 2014, kayu lapisnya direkat dan dijepit guna membentuk struktur hingga ada yang membusur. Kalau zaman sekarang, material ini seperti kayu tripleks yang ditumpuk-tumpuk dan direkatkan. Sepertinya ringkih, tapi terbukti awet hingga hampir seabad.

Bangunan ITB, salah satu di antara keempat bangunan di Indonesia yang dirancang McLaine Pont yang masih berdiri, pada masanya disebut arsitektur Indisch. Rancangannya memadukan unsur Nusantara ke dalam langgam arsitektur Barat.

Seni arsitektur Indisch dibilang unik dan indah karena memadukan estetika dan fungsi. Desain ini menggunakan dasar kebudayaan Barat dan dibuat dengan keadaan iklim tropis yang kelembapan, curah hujan, dan intensitas cahaya mataharinya tinggi.

Henri MacLaine Pont lahir di Meester Cornelis atau Jatinegara pada 21 Juni 1885. Di kota Bandung, pada 1918, ia merancang bangunan THS Bandung, nama awal dari Institut Teknologi Bandung. (Baca Ketukangan, Tema Paviliun Indonesia di Venice)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Setiadi, ada tren fluktuatif saat pemakaian beton atau baja dipakai, sedangkan pemakaian kayu turun. Ada pemakaian tulangan besi untuk pilar pendopo luar Keraton Yogyakarta.

Besi ditempel juga dipakai di rumah Kapiten di Jalan Suryakencana, Bogor. Kemudian ada rumah yang memakai material bambu yang mampu bertahan selama 26 tahun. “Enam material ini punya keterikatan dengan Indonesia,” kata Setiadi.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Soal Suami Airin, Aura Kasih Siap Dipanggil KPK
Di Twitter, Aura Kasih Cuit Tidak Kenal Wawan 
Lego the Movie, Film Animasi Spesial Penuh Tawa 
Diisukan Dekat Wawan, Aura Kasih Pilih Syuting

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.


Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Konferensi pers  Solo Exhibition
Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.


Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Pameran tunggal Zahrah Zubaidah alias Zazu bertajuk Studi Karantina. (Dok.Orbital Dago)
Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.


Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Karya seni instalasi karya sutradara Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed dipajang di Artjog 2019. TEMPO | Shinta Maharani
Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Sokong Pertumbuhan Industri Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf

20 November 2019

Pengunjung tengah melihat salah satu stan kerajunan pada pameran CRAFINA di Jakarta Convention Center, Rabu, 16 Oktober 2019. Pameran produk industri kreatif Crafina 2019 menghadirkan  produk rancangan para desainer mancanegara yang tergabung dalam Indonesia Modest Fashion Week (IMFW). Tempo/Tony Hartawan
Sokong Pertumbuhan Industri Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan tiga strategi untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif.


Wishnutama Janji Cegah Konflik Kepentingan Hary Tanoe di Tender

7 November 2019

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio usai acara Dialog Nasional Ekonomi Kreatif di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 7 November 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Wishnutama Janji Cegah Konflik Kepentingan Hary Tanoe di Tender

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama berjanji akan mencegah terjadinya konflik kepentingan dalam tender di kementeriannya.


Begini Gaya Pidato ala Bos Media Wishnutama Setelah Jadi Menteri

23 Oktober 2019

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Begini Gaya Pidato ala Bos Media Wishnutama Setelah Jadi Menteri

Di awal pidatonya, Wishnutama mendapat sambutan meriah dari tamu karena berkali-kali melontarkan guyonan yang mengundang tawa.


Jadi Menparekraf, Wishnutama Tanggung Sederet Pekerjaan Rumah

23 Oktober 2019

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2019-2024 Wishnutama Kusbandio berkeliling di kantor Kementerian Pariwisata pada Rabu, 23 Oktober 2019. Wishnutama didampingi menteri sebelumnya, Arief Yahya. Foto: Dokumentasi Kementerian Pariwisata
Jadi Menparekraf, Wishnutama Tanggung Sederet Pekerjaan Rumah

Sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama bakal menanggung sederet pekerjaan rumah yang mesti dikelarkan dalam lima tahun.