TEMPO.CO, Surakarta - PT Kereta Api Indonesia diminta untuk segera mengoperasikan Railbus Batara Kresna agar bisa digunakan masyarakat. Selama hampir dua tahun terakhir, kereta yang masih baru itu hanya terparkir di depo Stasiun Balapan Surakarta, Jawa Tengah.
Wakil Ketua Komisi BUMN Dewan Perwakilan Rakyat Aria Bima mengaku heran dengan kebijakan PT KAI yang hanya memarkir kereta itu. "Kereta itu kan dibeli dengan uang negara," katanya saat ditemui di Surakarta, Jumat, 28 Maret 2014.
Menurut dia, DPR ingin mendengarkan penjelasan langsung alasan dari PT KAI mengenai penyebab mangkraknya kereta tersebut. "Akan kami panggil dalam rapat dengar pendapat," katanya. Pihaknya juga berencana memanggil PT Industri Kereta Api sebagai produsen kereta itu.
Menurut dia, pihak produsen perlu dihadirkan untuk menjelaskan spesifikasi teknis dari kereta. Kereta tersebut dibuat oleh PT INKA pada 2011. "Sehingga bisa langsung ada solusi jika ternyata memang ada alasan teknis," katanya.
Dia berharap PT KAI tidak menggunakan alasan sepi penumpang sehingga memilih memarkir kereta tersebut selama dua tahun. "Pemerintah telah memberi subsidi," katanya. Sebagai perusahaan milik negara, PT KAI berkewajiban menjalankan fungsi sosial melalui layanan transportasi di kelas-kelas tertentu.
Awalnya, Railbus Batara Kresna direncanakan melayani penumpang dari Solo menuju Wonogiri. Jalur yang dilalui oleh kereta seharga Rp 17 miliar itu mencapai 34 kilometer. Sejak diluncurkan dua tahun lalu, kereta itu belum pernah dioperasikan secara continu.
Juru bicara PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta mengatakan pengoperasian Railbus Batara Kresna tinggal menunggu waktu. "Akan kami operasikan secepatnya agar bisa digunakan untuk melayani masyarakat," ujarnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan kajian terhadap efektivitas pengoperasian Railbus Batara Kresna. "Kajian itu berdasarkan hasil survei yang baru saja kami laksanakan," katanya. Survei tersebut dilakukan oleh PT KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
AHMAD RAFIQ