TEMPO.CO, Jember - Puluhan guru dari sejumlah sekolah di Jember membakar surat dari calon presiden Prabowo Subianto, Senin siang, 7 Juli 2014. Aksi pembakaran itu dilakukan di halaman depan kantor Panitia Pengawas Pemilu setelah mereka melaporkan surat Prabowo itu. "Kami terganggu dengan surat itu, sama seperti surat ARB yang juga dikirim ke sekolah," kata Ignatius Suhanto, Kepala SMA Adi Wiyata.
Apalagi, ujar dia, surat Prabowo beredar pada hari tenang. Para guru dan kepala sekolah kaget saat menerima surat itu. Mereka lantas melaporkannya ke Panwaslu. "Para guru kecewa, dunia pendidikan bukan tempat kepentingan politik," ujar Elya Mahendra, guru SMP Kristen Cahaya.
Para guru, tutur Elya, sudah tahu tentang pemilihan umum dan haknya untuk memilih siapa pun, tanpa ada pengarahan apalagi paksaan. "Kami pasti memilih calon presiden. Tetapi, soal pilihan, kami tidak bisa dipengaruhi. Siapa pun terpilih, akan jadi pemimpin kami," katanya.
Dima Akhyar, Ketua Panwaslu Kabupaten Jember, berjanji akan segera menindaklanjuti laporan dari para guru itu. "Kami akan segera menindaklanjuti laporan dari guru-guru tentang beredarnya surat Pak Prabowo di hari tenang," ujarnya.
Wahyudi Aziz, Kepala Kantor Pos Jember, mengatakan 27 ribu surat pribadi dari Prabowo Subianto untuk para guru tiba di kantor pos Jember sejak 2 Juli lalu. Ribuan surat itu ditujukan kepada guru SD, SMP, SMA, dan SMK. "PT Pos hanya sebatas menerima dan mengantarkan kiriman surat sesuai dengan alamat dan nama yang dituju," tuturnya. Pengiriman surat Prabowo ke para guru itu juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
MAHBUB DJUNAIDY
Berita Terpopuler
Pengamat Nilai Sikap SBY Berlebihan
Sofjan Wanandi: Warga Minoritas Takut Nyoblos
Banyak Silap, Hatta Merasa Sudah Tampil Maksimal
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat