TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri menyatakan tidak memiliki persiapan khusus untuk mengantisipasi isu kerusuhan yang bakal terjadi saat pengumuman hasil pemilihan presiden pada 22 Juli mendatang. Mandiri meyakini tidak akan ada huru-hara yang membuat mereka perlu meningkatkan keamanan.
"Kami berdoa semoga Indonesia aman. Mandiri sendiri sudah melakukan antisipasi dengan mempersiapkan likuiditas yang cukup dan meningkatkan kewaspadaan di setiap cabang," ujar Direktur Utama Mandiri Budi Gunadi Sadikin kepada Tempo melalui pesan singkat, Senin, 14 Juli 2014.
Sementara, Sekretaris Perusahaan Mandiri Nixon Napitupulu yakin apa pun hasil penghitungan suara yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum tidak akan memicu kerusuhan. Ia percaya aparat keamanan mampu menjaga situasi tetap kondusif. (Baca: BRI Yakin Situasi 22 Juli Kondusif)
"Mandiri percaya aparat keamanan khususnya TNI dapat menjaga keamanan dengan baik. Kami juga percaya masyarakat dapat menahan diri dan tidak melakukan tindakan kerusuhan," kata Nixon kepada Tempo melalui pesan singkat, Ahad malam, 13 Juli 2014.
Nixon mengungkapkan Mandiri telah siap menghadapi ancaman kerusuhan dengan 6.000 petugas kemanan di seluruh cabang Mandiri se-Indonesia. "Mandiri berharap petugas keamanan yang kami pekerjakan mampu membantu menjaga keamanan jaringan Bank Mandiri," ujarnya. (Baca: BI: Penarikan Uang dari ATM Meningkat)
Dengan keyakinannya itu, Mandiri membantah isu mengenai kekhawatiran perbankan atas kondisi keamanan pada hari pengumuman pemenang pemilu. Dikabarkan, mesin-mesin ATM tidak diisi penuh oleh pihak bank karena khawatir ada aksi massa saat pengumuman presiden nanti.
PAMELA SARNIA
Terpopuler:
Soal Dukung Jokowi, Demokrat Tidak Haus Kekuasaan
Kepindahan Arturo Vidal ke MU Tinggal Tunggu Waktu
Saksi Prabowo di Tamansari Juga Tolak Tanda Tangan
Pendukung Prabowo Sepakat Tunggu Hasil KPU