TEMPO.CO, Bangkalan--- Warga Desa Duwek Rajeh, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan gempar. Penyebabnya adalah Syamsul Arifin, 30 tahun, dan Bakar, 50 tahun, yang terlibat duel carok di halaman rumah Bakar, Rabu, 20 Agustus 2014.
Duel berdarah itu akhirnya dimenangkan Bakar. Syamsul tewas dengan luka-luka yang mengenaskan. "Korban tewas akibat luka sabetan celurit di kepala. Kedua tangannya patah," kata Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Sulistyono.
Menurut Sulistyono, duel antara Syamsul dan Bakar yang rumahnya bertetangga itu dilatarbelakangi urusan asmara. Ceritanya, suatu kali orang tua Syamsul mendatangi Bakar. Tujuannya hendak melamar Nur Habibah, 21 tahun, anak perempuan Bakar. "Tapi Bakar menolak lamaran itu," ujar dia. (Baca juga: Budaya Carok Sampang Perkeruh Keadaan)
Syamsul yang telah lama menaruh hati pada Nur Habibah kecewa. Kekecewaan Syamsul memuncak karena belakangan Bakar menerima lamaran dari pemuda lain. Tak kuat menahan emosi, Syamsul mendatangi Bakar.
Korban protes kepada Bakar karena menolak lamarannya dan menerima lamaran orang lain. Perang mulut tak terhindarkan. Adu mulut itu berlanjut menjadi duel carok menggunakan celurit di tengah halaman. Syamsul pun tewas mengenaskan. "Kondisi Bakar juga kritis karena terluka parah. Saat ini dia dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya," kata Sulistyono.
Dia menambahkan, polisi telah menyita beberapa barang bukti. Di antaranya dua buah celurit, dua balok kayu, dan pakaian korban yang penuh darah. (Baca juga: Polisi Dituduh Lepaskan Tersangka Kasus Carok)
MUSTHOFA BISRI