TEMPO.CO, New Delhi - Pemegang otoritas Kerala mengumumkan pelarangan penjualan alkohol lantaran telah terjadi penyalahgunaan di negara bagian yang merupakan pusat wisata di India tersebut.
Dalam pernyataannya, pemerintah negara bagian ini menegaskan bahwa penyalahgunaan alkohol sangat membahayakan masyarakat. Pelarangan penjualan dan konsumsi alkohol ini diberlakukan dalam waktu sepuluh tahun.
Disebutkan pula bahwa India tidak akan mengeluarkan izin penjualan baru, sementara izin 720 bar dan restoran yang selama ini menyediakan minuman beralkohol tidak akan diperpanjang. Mulai tahun depan, hanya hotel bintang lima yang diperbolehkan menyediakan alkohol.
"Bisa dipastikan bahwa alkohol telah menjadi penyakit masyarakat yang membahayakan. Hal ini berdampak buruk," ucap kepala pemerintahan Kerala, Oommen Chandy, Kamis, 21 Agustus 2014.
Pendapatan per kapita tertinggi Kerala dihasilkan dari penjualan alkohol. Negara bagian ini juga menjadi tujuan wisata utama bagi turis asing karena memiliki pantai pasir putih yang indah dan sungai yang tenang dengan sawah luas terhampar.
Sementara itu, para pelaku pariwisata di Kerala mengaku tidak diajak berbicara mengenai pelarangan penjualan alkohol oleh pemerintah negara bagian. Mereka memperingatkan, penjualan di hotel-hotel bintang lima tidak sanggup menyelamatkan industri alkohol. Menurut dia, banyak wisatawan asing yang menginap di guesthouse kecil.
"Dengan pelarangan ini, kami tidak dibenarkan menyediakan bir dan anggur bagi para wisatawan yang tinggal di hotel bintang empat dan penginapan berkategori di bawahnya," kata seorang pengurus Konfederasi Industri Turis Kerala kepada koran The Hindu. "Ini akan berdampak bagi kedatangan para wisatawan domestik dan internasional sekaligus sebuah pesan buruk bagi industri pariwisata."
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler
Kronologi Kerusuhan Massa Pro-Prabowo di MK
MK Tolak Seluruh Gugatan Prabowo
Bisakah Prabowo Menang di MK? Ini Prediksi Pakar
Putusan Gugatan Prabowo di MK Setebal 4.390 Lembar
SBY Merasa Dituduh Merecoki Jokowi