TEMPO.CO, Jakarta - Pameran seni keramik kontemporer The Third Jakarta Contemporary Ceramics Biennale (JCCB#3) akan digelar mulai 23 September hingga 13 Oktober 2014 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.
Ada 72 peserta yang akan menampilkan karyanya, terdiri atas 42 seniman Indonesia dan 30 seniman mancanegara.
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya (EKSB) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ahman Sya mengatakan seni keramik merupakan hal plural. Di satu sisi, ujar Ahman, seni keramik kontemporer harus mengakomodasi warisan dan tradisi serta sejarah seni keramik masa lalu.
"Di sisi lain, para seniman keramik kontemporer juga tak lepas dari pengaruh seni rupa kontemporer bernuansa avant-garde," tuturnya dalam jumpa pers JCCB#3, Kamis, 18 September 2014, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. (Baca: Keramik dari Motif Batik Parang)
Ia berharap pameran ini bisa memberi stimulus munculnya pemikiran dan pemahaman baru bagi dunia seni rupa kontemporer dan praktisi seni keramik.
Baca Juga:
Dia menjelaskan, di forum internasional, seni keramik Asia telah mendapat pengakuan, terutama di Taiwan dan Korea. Interaksi antarseniman keramik yang semakin intens, seiring dengan kemudahan informasi dan komunikasi, membuat mereka semakin sadar bagaimana berhadapan dengan medan sosial (kapital) seni rupa saat ini, baik dalam konteks lokal, regional, maupun internasional.
"Semoga acara ini juga dapat memunculkan nama Indonesia dalam dunia perkeramikan dunia," ujarnya. (Baca: Pameran Keramik Karya Mahasiswa)
Kurator Asmudjo J. Irianto bersama Rifky Effendi mengatakan JCCB#3 dikemas berbeda dengan dua biennale sebelumnya. Kali ini karya-karya diklasifikasi dalam empat bagian: seni (art), desain, kriya (craft), dan tradisi.
Selama pameran berlangsung juga digelar acara seminar dan simposium internasional, workshop, serta artist talk.
Peserta internasional datang dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Wales, Argentina, Australia, Belanda, Romania, Norwegia, Swiss, Slovinia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Korea, Taiwan, Cina, serta India.
Dari Indonesia akan menampilkan keramik dari Bali, Yogyakarta, Jatiwangi, Majalengka, Bandung, dan Bayat di Klaten. "Selain itu, menampilkan keramik dari Ciruas, Serang, yang tidak terlalu terekspos, tapi memiliki karakter kuat dari tradisi, sehingga banyak pengrajin dibawa ke Bali," kata Asmudjo.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Aksi Twerking Miley Cyrus Dikecam Warga Meksiko
The Maze Runner: Mengejar Misteri di Balik Labirin
Merasa Kurang Diperhatikan, Pelukis Tunadaksa Demo
Sheila on 7 Sukses Ajak Penonton Berdendang