TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Hubungan Masyarakat PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Meyritha Maryanie mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan saluran air ke pelanggan perusahaannya sering mati. Salah satunya suplai air baku dari Perum Jasa Tirta II yang kurang stabil.
"Ini tentu di luar kendali Palyja karena suplai air baku berasal dari pihak ketiga, yaitu PJT II dan PDAM Tangerang," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 12 Oktober 2014. (Baca:Jumlah Kasus dan Modus Pencurian Air PAM)
Belakangan ini, banyak masyarakat Ibu Kota yang mengeluhkan ketersediaan layanan air bersih. Salah satunya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Sejak tahun 1981 saya sekolah di Jakarta, tinggal di Pluit, saya tahu benar sulitnya akses air bersih. Saya dendam luar biasa pada PAM. Ada tangki air gratis saya lihat yang daftar, dia jual ke industri. Bukan utamakan warga, tapi monopoli," kata mantan Bupati Belitung Timur itu. (Baca:Ahok Marah-marah Saat Ditanya Kasus PAM Jaya )
Selain karena ketersediaan air baku yang kurang stabil, faktor lain yang menghambat aliran air adalah gangguan listrik PT Perusahaan Listrik Negara. Gangguan jaringan, kapasitas pipa transmisi, SERTA permintaan yang lebih besar dibanding pasokan juga menjadi penyebab layanan air sering terganggu, bahkan mati.
Keluhan tersebut, kata Meyritha, sering muncul di Jakarta Utara dan Barat. Pasalnya, dua wilayah tersebut jauh dari lokasi water treatment plant (WTP). "Recovery bisa 1-2 hari walaupun gangguan di WTP hanya beberapa jam," tuturnya.(Baca:DPRD Ancam Tolak Penjualan 51 Persen Saham Palyja )
DEWI SUCI RAHAYU
Baca juga:
Tas Karpet Ngetren Lagi
Laga Kontra Luksemburg, Ajang Pembuktian Timnas Spanyol
PAN: Kekuatan Parlemen Sekarang Setara Pemerintah
Kasus Obor Rakyat, Jokowi Belum Terima Panggilan