TEMPO.CO, Jakarta - Puan Maharani disebut sebagai kandidat terkuat untuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Ini adalah pertama kalinya anak Megawati Soekarnoputri itu menduduki kursi menteri setelah lima tahun berkarier di bidang politik.
Puan, lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, ini mengawali kariernya sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia pada tahun 2006. Kemudian, pada 2009, Puan memberanikan diri untuk mencalonkan diri menjadi anggota dewan lewat partai besutan ibunya.
Puan akhirnya mencalonkan diri dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V (Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali) dan berhasil memperoleh suara terbanyak kedua di tingkat nasional, yakni 242.504 suara. (Baca: R.J. Lino Pilih Urus Pelindo Ketimbang Jadi Menteri)
Selama menjadi anggota dewan, Puan dipercaya untuk menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Politik dan Hubungan Antarlembaga (2010-2015), Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI (periode 2009-2014), anggota BKSAP/Badan Kerja Sama Antarparlemen (periode 2009-2014), dan anggota panitia kerja Komisi VI Bidang Investasi dan UKM (2009).
Puan kemudian terpilih lagi sebagai anggota dewan periode 204-2019. Puan kembali memperoleh suara terbanyak. Hasil pemilu legislatif 2014 lalu menetapkan Puan menjadi peraih suara terbanyak kedua se-Indonesia, setelah Karolin Margret Natasha yang juga berasal dari PDI Perjuangan. Puan mendapat 369.927 suara. (Baca: Ini Rekam Jejak Tjahjo Kumolo, Kandidat Mensesneg)
Saat namanya disebut sebagai calon menteri, hujan kritik tertuju padanya. Sejumlah pengamat menyebut Puan kurang berpengalaman sehingga kurang mampu melaksanakan tugas menteri dan melakukan koordinasi. Pencalonannya pun dianggap kental dengan statusnya sebagai anak dari Megawati.
FEBRIANA FIRDAUS
Baca juga:
ManCity Ditahan Imbang CSKA Moscow, Kompany Kecewa
Jurnalis AS Ini Dinyatakan Bebas dari Ebola
Indonesia Terpilih Lagi Jadi Anggota Dewan HAM PBB
Hari Ini, Ahok Gelar Acara Pelepasan Jokowi