Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akademikus: Negara Mesti Mengakui Agama Lokal

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Masyakat penganut kepercayaan sunda wiwitan yang berada di kaki gunung cermai membawa hasil bumi dalam upacara Seren Taun 22 Rayagung 1947  di Kuningan, Jawa Barat, 17 Oktober 2014. Acara tersebut merupakan ungkapan syukur atas suka duka dalam bidang pertanian. TEMPO/Nurdiansah
Masyakat penganut kepercayaan sunda wiwitan yang berada di kaki gunung cermai membawa hasil bumi dalam upacara Seren Taun 22 Rayagung 1947 di Kuningan, Jawa Barat, 17 Oktober 2014. Acara tersebut merupakan ungkapan syukur atas suka duka dalam bidang pertanian. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Negara mestinya segera memberikan pengakuan administratif dan sosial terhadap agama nonresmi atau beragam aliran penghayat kepercayaan dan agama lokal. “Pengakuan negara bisa dalam bentuk memperbolehkan penganut aliran kepercayaan dan agama lokal mengisi kolom agama di KTP sesuai identitas keyakinannya,” ujar Koordinator Divisi Pendidikan Publik Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Iqbal Ahnaf, Rabu, 12 November 2014. (Baca juga: Soal Kolom Agama di KTP Menteri Tjahjo Ikut Tokoh Agama)

Secara praktek, kolom agama di KTP bisa diberi keterangan penghayat kepercayaan tapi ada penjelasan detailnya, seperti kaharingan, Sunda wiwitan, dan kejawen. "Agar kedudukan antara penganut agama resmi dan nonresmi setara," katanya. (Baca juga: Kontras Mendukung Kolom Agama di KTP Dihapus)

Iqbal berpendapat bahwa rencana pemerintah untuk mengosongkan kolom agama di kartu tanda penduduk berpotensi besar susah terlaksana. Kebijakan ini bisa memancing penolakan luas dari banyak tokoh agama resmi. "Tokoh NU (Nahdlatul Ulama) yang moderat saja, seperti Hasyim Muzadi, menolak ide itu," kata Iqbal. (Baca juga: Kata Kejawen Soal Kolom Agama di KTP)

Dia mengkritik pernyataan terbaru dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang mengatakan pengosongan kolom agama di KTP hanya akan diberlakukan bagi warga selain penganut enam agama resmi. Alasannya, kebijakan seperti ini justru semakin melanggengkan diskriminasi terhadap banyak komunitas penghayat kepercayaan dan penganut beragam agama lokal di Indonesia. "Malah memperkuat stigma perbedaan kasta antara penganut agama dan yang bukan agama," kata Iqbal.

Menurut Iqbal, berdasar kajian akademis, aliran penghayat kepercayaan maupun agama lokal (indigenous religion) bisa masuk kategori agama sebagaimana Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Namun, sampai sekarang, belum ada pengakuan negara secara administratif dan birokratis yang menganggapnya setara dengan agama resmi. "Padahal jumlahnya banyak dan tersebar di seluruh Indonesia," ujarnya.

Pada masa pemerintahan sebelum era Joko Widodo dan Jusuf Kalla, direktorat jenderal (dirjen) yang menangani komunitas penghayat kepercayaan ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan dirjen yang menangani enam agama resmi ada di Kementerian Agama. "Seharusnya ditangani Kementerian Agama saja agar stigma bahwa aliran penghayat kepercayaan bukan agama bisa hilang (di kehidupan sosial dan perspektif kebijakan pemerintah)," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul Fenty Yusdawati mengaku belum pernah menemukan kasus penolakan pengisian kolom agama dari warga di daerahnya. Meskipun ada banyak komunitas penghayat kepercayaan di Bantul, dia belum menemukan ada kasus penolakan seperti itu. "Selama ini (pendataan kependudukan) sudah dilaksanakan sesuai UU Nomor 23 Tahun 2006, di lapangan tidak ada masalah," kata Fenty.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita lain:
APEC, Indonesia Jadi Sasaran Investasi Para CEO
Larangan Sepeda Motor di Jakarta Berlaku 24 Jam  
FPI Pernah Ditolak di Daerah-daerah Ini  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

25 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Dok: StockXpert
Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.


KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

37 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.


Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

49 hari lalu

Suasana ijab kabul pasangan pengantin April dan Iyan di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Sabtu, 4 April 2020. TEMPO/IJAR KARIM
Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.


Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

49 hari lalu

Pasangan calon pengantin, April dan Iyan bersiap menikah di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Sabtu, 4 April 2020. Pasangan ini terpaksa menunda rencana resepsi pernikahan mereka karena larangan selama pandemi virus corona. TEMPO/IJAR KARIM
Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.


Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya. Foto: Canva
Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.


Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada menerima penghargaan kesetiaan 15, 25 dan 35 tahun dan purnabakti.  Foto : UGM
Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.


5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.


Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

20 Desember 2023

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas bersalaman dengan wraga usai blusukan di Pasar TOS 3000 Jodoh, Batam, Minggu (17/12/2023). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.


10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

Bangunan Gereja Ortodok di pulau Kizhi di Rusia ini menjadi bangunan kayu terbesar dan tertinggi di dunia. Tinggi bangunan yang seluruhnya terbuat dari kayu ini mencapai 37,5 meter. Wayfaring.info
10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen


UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

6 November 2023

Asep Saepudin Jahar. antaranews.com
UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.