TEMPO.CO, Jakarta - human immunodeficiency virus (HIV) menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih, yang bernama sel CD4, sehingga bisa merusak kekebalan tubuh.
Akibatnya, manusia tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit, sekalipun itu penyakit ringan. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) merupakan dampak atau efek dari perkembangan virus HIV. (Baca: Hasil Survei: Mayoritas Publik Belum Paham AIDS)
"Bisa saja orang batuk biasa menjadi TBC (tuber colose), karena virus ini menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh," kata Yuli Simarmata, manager program Business Coalition On AIDS (IBCA) kepada Tempo, Jumat, 28 November 2014.
IBCA merupakan perkumpulan perusahaan-perusahaan Indonesia yang peduli terhadap pentingnya dunia usaha dan memiliki program HIV di tempat kerja. Organisasi yang berdiri sejak 2007 tersebut, kini berhasil menjaring 22 perusahaan, baik perusahaan multinasional maupun nasional, dari berbagai sektor usaha seperti minyak dan gas, pertambangan mineral, consumer product, produsen ban, perusahaan dengan beberapa jenis usaha. (Baca: 14 Napi dan Tahanan LP Madiun Mengidap HIV/AIDS)
Yuli menjelaskan, banyak yang berpendapat, jika seseorang terkena virus HIV sudah pasti AIDS, padahal ini mitos. Faktanya, penderita HIV membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengidap AIDS. Bahkan berbilang tahun untuk menjadi penderita AIDS mematikan. Untuk mengetahui bagaimana cara penularan dan mengatasi virus ini menyebar melalui berbagai cara, sebagai berikut:
1. Melalui cairan darah
Melalui transfusi darah atau produk darah yg sudah tercemar HIV. Dengan pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna narkotika suntikan.
2. Cairan sperma dan cairan vagina
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam vagina atau anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
3. Melalui air susu ibu (ASI)
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30 persen, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif. (Baca: Hari AIDS, Ratusan Napi di Kendari Jalani Tes HIV)
RINA ATMASARI | HP
Terpopuler
Ketika Kerajinan Indonesia Naik Kelas
Begini 7 Tren Mode Tahun Depan
Menikmati Wine ala Kimmy Jayanti
Tip Mudah Berlipstik Merah
Hasil Survei: Mayoritas Publik Belum Paham AIDS