Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Panik Menghadapi Epilepsi

image-gnews
dailymail.co.uk
dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Epilepsi merupakan gangguan otak yang ditandai dengan kejang berulang akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Gejala kejang bisa meniru bentuk perilaku manusia, tergantung pada bagian mana dari otak dipengaruhi. Secara umum, epilepsi mengacu pada serangan yang relatif stereotip. Dan gejala yang tepat atau keparahannya bervariasi, kejang bisa datang dan pergi lalu timbul kembali. (Baca: Separuh Anak Epilepsi Derita Penyakit Penyerta)

Pada setiap kasus epilepsi memiliki perberbedaan dan  skema klasifikasi standar yang menggambarkan serangan yang dialami pasien penyakit ini.  Serangan dibagi menjadi dua jenis yaitu general atau melibatkan seluruh otak dan parsial atau hanya berasal dalam satu area otak saja.

Tanda-tanda pertama dari epilepsi biasanya terlihat pada masa kanak-kanak atau remaja. Sekitar satu dari 11 orang Amerika akan mengalami kejang selama hidup mereka, tetapi hanya satu persen dari populasi tersebut yang mengembangkan kejang berulang, atau epilepsi.  Selain itu, epilepsi pun dapat dalami pada orang tua terutama mereka yang pernah menderita stroke dan tumor. (Baca: 5 Cara Cegah Gangguan Perilaku Anak Epilepsi)

Dalam kebanyakan kasus, penyebab epilepsi tidak diketahui. Ada kemungkinan berasal dari faktor genetik. Pada kasus lain mungkin dapat dilacak pada trauma kelahiran, infeksi otak selama perkembangan janin, cedera kepala, alkohol atau kecanduan obat, dan efek penyakit organ internal dalam tubuh.

Dan pemicu serangan inipun bervariasi yang ditimbulkan dari bahan kimia tertentu atau makanan, kurang tidur, stres, lampu berkedip, menstruasi, beberapa resep obat-obatan, dan penggunaan pil KB. (Baca: Anak Epilepsi Baik Jalani Diet Tinggi Lemak)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu bagaimana mengenali gejala epilepsi ini? Memang dikenal ada beberapa jenis epilepsi seperti idiopatik yaitu tidak ada penyebab yang jelas. Kemudian kriptogenik atau ada kemungkinan penyebab, tetapi belum diidentifikasi. Pada symptoms artinya penyebab telah diidentifikasi. Sementara generalized berarti bahwa kejang yang melibatkan seluruh otak sekaligus. Adapun fokal atau parsial berarti bahwa kejang dimulai dari satu daerah otak.

Pada epilepsi Idiopatik cenderung muncul selama masa kanak-kanak atau remaja, meskipun mungkin tidak terdiagnosis sampai dewasa. Pada epilepsi ini jenis kejang yang mempengaruhi pasiennya berupa kejang mioklonik yaitu datang tiba-tiba dan memiliki durasi sangat pendek. Epilepsi ini biasanya diobati dengan obat-obatan. (Baca: Gen Penyebab Gejala Epilepsi Ditemukan

RIZAL ADITYA | WEBMD

Terpopuler
Kafein, Antara Hipertensi dan Kanker Kulit

Hipertensi, Silent Kiler Yang Picu Kematian

Gejala Migrain yang Wajib Diketahui

Tujuh Perawatan Cegah Komplikasi Diabetes

Terlalu Banyak Ngemil Bikin Anak Obesitas



Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

23 jam lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

21 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

23 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

23 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang